Home Ekbiz Menunggu Archandra Tahar dan Rencana Tiga Kebijakan Energi

Menunggu Archandra Tahar dan Rencana Tiga Kebijakan Energi

858
0
Arcandra Tahar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), /ist

ENERGYWORLD –  Archandra Tahar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru pengganti Sudirman Said Jumat (29/7/2016) telah lakukan rapat internal di Kementerian ESDM, Jakarta.

Ada tiga kebijakan yang akan dijalankan dalam membenahi sektor energi. pertama pemanfaatan sumber daya alam, membangun kedaulatan energi guna menjamin pasokan kebutuhan, dan memberikan jaminan kepastian hukum bagi investor luar dan dalam negeri.

Seperti diketahui Archandra Tahar adalah menteri baru Menteri ESDM pengganti Sudirman Said, dimana jika hanya tiga kebijakan, lalu bagaimana dengan kebijakan yang pernah diimpikan menteri sebelumnya.

Hal ini terungkap bahwa Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja mengungkapkan, selama ia menduduki jabatan sebagai Dirjen, ada 30 program strategis di Ditjen Migas yang belum sama sekali mendapat arahan dari Menteri ESDM sebelumnya.

“Ada 30 program strategis dari hulu ke hilir. Tapi belum ada arahan spesifik, masih umum sekali,” kata Wiratmaja saat ditemui usai rapat di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (28/7/2016).‎

Dia mengatakan, dengan datangnya Menteri baru ESDM, 30 program tersebut dapat berjalan. Dimana yang menjadi prioritas utama adalah revisi Undang Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Migas (UU Migas). Karena akan memberikan kepastian payung hukum pada industri migas nasional.

“Yang paling utama RUU Migas, kita inginnya tahun ini sudah final,” terangnya. 

Untuk selanjutnya, program tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam rapat antara Arcandra dengan jajaran Ditjen Migas yang rencananya digelar pekan depan.

Ditepi lain Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman memastikan tugas orang nomor satu di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru Archandra Tahar tak mudah, meskipun ia dikenal cerdas. Hal itu disebabkan sektor pemenuhan energi yang banyak kendalanya yang menunggu.

“Melihat latar belakangnyanyg cukup menjanjikan , tentu publik menaruh harapan besar perbaikan kelemahan mendasar disektor energi yang berupa energi pembangkit listrik kita defisit , dan impor minyak semakin tinggi dengan keterbatasan lifting migas serta lambatnya program penggunaan energi baru dan terbarukan,” kata Yusri di Jakarta yang ditulis Jumat (29/7/2016).

Lebih lanjut Yusri mengatakan, untuk memenuhi semua permasalah energi, pemerintah wajib menyediakan energi dengan pengelolaan yang efisien agar dapat diterima masyarakat luas.

“Tugas utama bagaimana Menteri bisa memberikan kiat-kiat khusus dalam pengelolaan semua bahan baku sebagai sumber energi bisa efisien dan semua rakyat dapat menikmati BBM murah, tarif listrik yang murah atau terjangkau dengan peningkatan pendapat ekonomi rakyat secara merata serta dapat memberikan kontribusi yang besar bagi negara,” ujar Yusri.

Sedangkan untuk regulasi agar menjadi kenyataan, wajib Archandra benahi. Terlebih iklim investasi saat ini sedang bergejolak menurun.  “Hal yang mendesak menciptakan iklim investasi yang sehat disektor energi dengan merevisi peraturan dan perundangan yang menghambat termasuk mempercepat lobby ke DPR untuk merevisi UU migas dan UU Minerba dengan tujuan kepentingan nasional,” tutup dia. -RNZ