Home Ekbiz Corporate Industri Migas Persiapkan Diri Hadapai MEA

Industri Migas Persiapkan Diri Hadapai MEA

1109
0

ENERGYWORLD.co.id – Sektor minyak dan gas bumi (migas) tidak luput dari serangkaian gerbong industri yang mulai dipersiapkan untuk memasuki pintu gerbang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai Januari 2016.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Elan Biantoro mengatakan bahwa akan ada strategi khusus untuk menghadapi MEA. “Konten lokal adalah kuncinya, dan hal tersebut harus dilindungi,” kata Elan.

Konten lokal yang dimaksudkan adalah tender-tender lokal yang biasanya dipakai oleh sektor hulu migas, seperti untuk distribusi dan perawatan. Contoh sederhananya adalah penyedia truk atau mobil distribusi migas, biasanya memakai tender atau subkontraktor lokal agar tetap membawa keuntungan bagi masyarakat.

Pada level ini SKK Migas akan membuat kebijakan, yaitu mengutamakan konten lokal untuk mudah melaksanakan tender atau penawaran. “Kami akan memberi nilai plus kepada konten lokal agar bisa bersaing dengan nantinya jika ada penawaran dari negara-negara tetangga atau lainnya. Jika tidak, akan berpengaruh juga pada perekonomian,” katanya.

Untuk itu, sosialisasi sertifikasi selalu dilakukan untuk mempermudah proses administratif dari SKK Migas ke tender lokal.

“Guna melindungi pekerja Indonesia dari pekerja asing yang masuk pada MEA, kami menerbitkan lembaga sertifikasi proteksi agar tenaga kerja kita tetap bertahan di Indonesia. Sebenarnya dengan adanya MEA tenaga kerja kita sangat teruji, buktinya yang menjelajah ke Amerika dan Timur Tengah juga banyak,” katanya.

Sertifikasi profesi juga akan diluaskan tidak hanya “procurement” (pengadaan barang dan jasa), tetapi meluas seperti PR, pemegang project, dan vendornya. Mekanisme sertifikasi posisi berbeda-beda memang tidak mudah, sedang disiapkan asesornya, khusus enginering, PR (kehumasan), financial akan didahulukan pada kuartal semester tahun depan karena kebutuhan yang pokok.

Untuk yang “unskill” atau tidak membutuhkan kemampuan khusus, tetap akan diadakan sertifikasi agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) banyak jika ada kebijakan efisiensi perusahaan.

Kemampuan tenaga kerja Indonesia menurut dia baik dan tidak kalah dengan yang lain, hanya masalah percaya diri dan kemampuan komunikasi yang harus ditingkatkan

Sinergi BUMN
Menteri BUMN Rini Soemarno memastikan perusahaan milik negara siap menghadapi implementasi MEA mulai 2016 asalkan mampu dan berhasil menjalin sinergi antar-BUMN, khususnya migas.

Rini mencontohkan Pertamina dan PGN dapat bersinergi. Dalam hal ini Pertagas anak usaha Pertamina diakuisisi PGN. “Pengambilalihan Pertagas oleh PGN agar tidak saling berantem. Pertagas bangun pipa gas pada jalur dan lokasi yang sama dengan PGN. Ini harus disatukan saja supaya lebih efisien,” ujarnya.

Ia mencontohkan saat ini total panjang pipa distribusi gas PGN mencapai sekitar 6.000 kilometer jika disatukan dengan pipa distribusi Pertagas yang saat ini 3.000 kilometer, akan mencapai sekitar 9.000 kilometer.

“Jika disinergikan, mungkin seluruh rumah di Indonesia bisa jadi sudah tersambung atau teraliri gas kota,” ujar Rini.

Di sektor logistik dan maritim, dia menggambarkan harus diintegrasikan kekuatan antara perusahaan-perusahaan pelayaran dan pengelola pelabuhan sehingga biaya logistik bisa lebih murah.

“Indonesia menguasai 60 persen ekonomi ASEAN. Jadi, dengan sinergi di semua sektor BUMN, optimalisasi perusahaan bisa tercipta hingga 10–20 kali lipat dari sebelumnya,” tegas Rini.(antara)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.