ENERGYWORLD – Program kelistrikan nasional sebesar 35 ribu megawatt (MW) yang dicanangkan oleh pemerintah untuk mendukung kelistrikan ditanah air, tampaknya belum didukung oleh ketersediaan batu bara sebagai salah satu sumber pembangkit listrik.
“Kondisi batubatmra untuk mendukung program kelistrikan, belum tercukupi,” Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia-Indonesia Coal Mining Assocition/APBI-ICMA Pandu P. Sjahrir mengatakan di Jakarta.
Alasan utama tidak cukupnya batubara karena pihak APBI-ICMA bersama konsultan PricewaterhouseCooper (PWC) telah mengkajinya.
Selain itu survei yang telah dilakukan APBI-ICMA dan PWC juga menunjukan cadangan batu bara tidak akan cukup memenuhi program kelistrikan tersebut. Bahkan, untuk pembangunan PLTU 20 Gigawatt.
“Hasil survei mengindikasikan kemungkinan cadangan batu bara nasional dengan harga komoditas saat ini tidak cukup untuk 20 Gigawatt PLTU program kelistrikan nasional 35 ribu MW selama 25-30 tahun,” tuturnya.
lebih lanjut dia menjelaskan, batu bara memegang peranan penting dalam program kelistrikan nasional karena merupakan sumber energi primer penghasil listrik yang relatif murah dibanding komoditas lain.
Pemerintah telah menargetkan di Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2015-2024 bahwa batu bara akan memasok 66 persen PLTU program 35 ribu MW. Namun dengan kondisi saat ini pemerintah harus dapat mengambil langkah tegas agar proyek tersebut tetap berjalan. (REZA)