ENERGYWORLD – Direktur Eksekutif Center For Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi menilai pemberian pinjaman oleh Bank Mandiri kepada Grup Medco sebesar Rp5,1 triliun, sungguh tidak masuk akal, terlebih dana tersebut bukan untuk pembangunan infrastruktur.
“Peminjaman bank mandiri kepada Medco merupakan yang salah, ini konon pinjaman buat infrakstuktur, kok untuk akusisi newmont sih,” terang Ucok saat dihubungi Energyworld, yang ditulis Senin (4/4/2016).
Menurutnya pinjaman ini sudah melampaui batas. Terlebih kegunaannya bukan untuk masyarakat, yang akhirnya hanya menguntungkan perusahaan migas tersebut saja.
“Pinjaman medco ini terlalu besar, dan tidak masuk akal. Apalagi kegunaan duit ini hanya untuk akuisisi newmont lagi, yang belum cepat menguntungkan,” tuturnya.
Dimatanya peminjaman ini merupakan permainan sekelompok orang yang berkepentingan. Padahal jika dilihat situasi pertambangan sedang tidak bergairah.
“Ini betul, ini sebuah permaiman, masa medco begitu muda mendapat pinjaman. Karena saat ini, yang namanya pertambangan masih lesu di pasaran dunia. Artinya, bank mandiri ini terlalu berani dgn resiko yang besar. Krn harga semua hasil pertambangan lg turun dratis, dan ke depan bank mandiri bisa rugi,” terangnya.
Untuk itu, Ucok meminta pengakusisian ini menggunakan dana Arifin Panigoro, tidak perlu menggunakan uang pinjaman.
“Bilang sama medco, seharus pakai duit Arifin Panigoro saja, kenapa harus pakai uang Bank,” tutupnya. (REZA)