ENERGYWORLD – Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek) mengaku akan menyiapkan tenaga kerja dalam negeri agar dapat berkecimpung dalam pengelolaan Blok Masela.
Menristek Muhammad Nasir mengatakan pihaknya akan segera membentuk tim untuk mengkaji kebutuhan tenaga kerja yang akan terlibat dalam pembangunan Blok Masela. Tim ini juga melibatkan beberapa Universitas di Maluku.
“Saya berikan mandat ke Universitas Pattimura dan Politeknik Ambon untuk menyiapkan SDM-nya,” kata dia pada media di Jakarta, yang dikutip pada Rabu 96/4/2016).
Menurutnya, keterlibatan di dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) bukan hanya melibatkan Universitas yang ada di Maluku. Namun beberapa kementerian dan instansi seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) yang terlibat.
Nantinya, lanjut Nasir, PII akan menyiapkan tenaga ahli untuk mendukung proses penjaringan SDM melalui jalur perekrutan mahasiswa baru di Universitas Pattimura dan Politeknik Ambon. Hal itu dikarenakan tenaga ahli insinyur yang terdaftar di PII sebanyak 50 ribu orang.
“Sekitar 9.000 diantaranya sudah memperoleh sertifikat profesional atas profesinya. Ini sangat mendukung program pemberdayaan SDM dalam mengelola proyek Lapangan Abadi Blok Masela,” terangnya,
Nantinya akan ada ribuan tenaga ahli lokal yang bisa diberdayakan dalam penyiapan SDM di Blok Masela, walaupun porsi tenaga ahli lokal yang akan terlibat akan disesuaikan dengan tenaga ahli asing yang dimiliki investor, saat proses keputusan final investasi atau final investment decision (FID).
“Jangan sampai masyarakat Maluku hanya jadi penonton,” ujarnya.
Melalui pelatihan tenaga lokal akan mendapat pelatihan dan pendidikan di berbagai bidang seperti teknik perminyakan, teknik mesin, teknik elektro, teknik kimia, teknik industri, teknik fisika, dan teknik sipil.
“Proses pembinaan SDM ini terdiri dari berbagai jenjang, dari diploma sampai magister. Targetnya dalam lima tahun ke depan, sudah ada calon-calon tenaga ahli lokal yang akan ikut mengelola Blok Masela,tuturnya.
Sedangkan anggaran program tersebut akan menggunakan anggaran dari Kemenristek. Namun saat ditanya berapa besaran anggaran tersebut, Nasir belum bisa mengatakan berapa jumlah dana yang dibutuhkan dalam menjalankan program itu.
“Mungkin nanti ada realokasi anggaran,” tutupnya. (REZ)