Home Liputan Kasus PLN Hancurkan Perekonomian Masyarakat

PLN Hancurkan Perekonomian Masyarakat

930
0
Istimewa

ENERGIWORLD/ MIGASNESIA – Pengamat ekonomi Agus Toni menilai PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero, sudah merugikan perekonomian masyarakat yang berada di Nias, Sumatera Utara, akibat pemadaman listrik yang kerap dilakukan beberapa bulan terakhir.

“Jadi pasti kerugian masyarakat dan perekonomian sangat besar kalau pemadaman listrik selalu terjadi dengan intens,” terang dia saat dihubungi Energyworld di Jakarta, yang dikutip pada Jumat (8/4/2016).

Menurut dia masyarakat moderen saat ini listrik merupakan kebutuhan strategis, terlebih bagi yang bergelut di dunia usaha yang domain menggunakan energi bagi peralatan dan mesin. Sehingga akumulasi biaya yang dikeluarkan membuat masyarakat membengkak.

“Terjadi penurunan aktivitas masyarakat dan dunia usaha serta pembengkakan biaya Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi industri yang nantinya berimbas ke harga barang yang di produksi,” tuturnya.

Sebenarnya, kata dia, kejadian ini telah menjadi akar permasahan sejak pemerintahan sebelumnya yang memperlambat pembangunan pembangkit listrik. Padahal kebutuhan listrik srmakin lama semakin meningkat. Sehingga perlu adanya tindakan cepat untuk menangani krisis listrik tersebut.

Jika dilihat negara Vietnam, pertumbuhan mengalami pertumbuhan industri dan ekonomi yang cepat. Hal itu dikarenakan pemerintah Vietnam menggejar pembangunan pembangkit secara cepat.

Pada periode.2000-2010, pertumbuhan listrik per kapita negara tersebut rata-rata mencalai 16 persen per tahun. Sebaliknya pada periode yg sama Indonesia hanya tumbuh rata-rata 2,5 persen per tahun. Sehingga dapat dipastikan ketersediaan listrik Indonesia sangat terbatas.

Untuk itu pemerintah perlu memperhatikan pembangunan kelistrikan, tidak hanya infrastruktur yang menjadi prioritas.

“Sebaiknya pemerintah mempercepat program listrik 35.000 Mega Watt (MW). Seandainya ada pamangkasan anggaran karena penerimaan pendapatan pemerimtah tidak tercapai sebaiknya anggaran pembangkit listrik jangan dipangkas,” tutup dia. (REZA)