ENERGYWORLD.co.id – Setelah memastikan memberhentikan 20 ribu pekerja di Lapangan Banyu Urip, Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Adriansyah meminta pemerintah daerah (Pemda) setempat memperhatikan nasib-nasib para pekerja.
“Mereka sangat berharap proyek Jambaran Tiung itu bisa secepatnya berjalan sehingga menyerap sebagian para pekerja yang telah diberhentikan,” terang dia pada media di Jakarta.
Dia memastikan pemberhentian para karyawan bukan semena-mena dilakukan, melainkan pekerjaan yang dilakukan yakni proyek pengembangan Lapangan Banyu Urip selesai.
“Dengan pekerjaan Banyu Urip yang hampir selesai kalau kita bilang kehilangan nggak sih memang kontraknya sampai pekerjaan itu selesai,” terangnya.
Saat ini produksi minyak Lapangan Banyu Urip telah menembus 170 ribu barel per hari (barrels of oil per day/BOPD). Perolehan tersebut merupakan angka produksi tertinggi (peak) sebanyak 165 ribu barel per hari dalam rencana kerja atau Plant of Development (POD). Meski demikian, ia memastikan para pekerja tetap akan diakhiri masa kontraknya.(REZA)