ENERGYWORLD – Jika pemerintah Indonesia melakukan perhitugan saham PT Freeport dengan replacement cost adalah investasi (capital expenditure/capex), atau nilai yang sudah dikeluarkan Freeport selama beroperasi di Indonesia. Sehingga hasil akhirnya ditemukan angka US$ 630 juta untuk 10,64% saham Freeport.
Sementara management Freeport mengajukan harga sebesar US$ 1,7 miliar, dengan dasar perhitungan kontrak Freeport di Papua diperpanjang hingga 2041. Selain itu, diperhitungkan juga total investasi yang telah dikeluarkan Freeport selama puluhan tahun di Tambang Grasberg sebesar US$ 4,3 miliar. (baca Indonesia Hanya Tawar Saham Freeport Rp 8,19 triliun)
Direktur Freeport, Clementino Lamury mengatakan, selain itu investasi US$ 15 miliar yang akan digelontorkan Freeport untuk tambang bawah tanah Grasberg hingga 2041, juga diperhitungkan.
“Harga saham yang kami tawarkan mengasumsikan perpanjangan operasi setelah 2021, selain investasi US$ 4,3 miliar yang sudah kita keluarkan. Ditambah US$ 15 miliar untuk investasi yang akan kita keluarkan,” tutur dia.
Seperti diketahui, pemerintah mewajibkan Freeport Indonesia untuk mendivestasikan 30% sahamnya kepada pemerintah hingga 2019. Saat ini 9,36% saham PT Freeport Indonesia sudah dimiliki oleh pemerintah Indonesia, dan dengan penawaran 10,64% saham ditawarkan oleh Freeport. Adapun 10% saham lagi harus ditawarkan sebelum 2019. (Rez)