ENERGYWORLD – PT Pertamina (Persero) tengah mengincar empat wilayah kerja (WK/blok) migas yang akan habis kontraknya pada 2018. Blok itu adalah Blok Ogan Komering, Tuban, East Kalimantan, dan Sanga-sanga.
Untuk diketahui, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 35 Tahun 2004 pasal 28, Pertamina dapat mengajukan permohonan kepada Menteri ESDM untuk dapat mengambil alih blok-blok yang akan habis jangka waktu kontraknya. Dan Pertamina di perbolehkan mendahului Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lain untuk mengajukan permohonan.
“Blok Ogan Komering dan Blok Tuban, suratnya sudah kami ajukan ke Menteri ESDM awal 2016,” kata VP Corporate Communication Pertamina, Wianda A Pusponegoro, dalam diskusi di Jakarta, Rabu (11/5/2016).
Blok Ogan Komering saat ini dikelola bersama (Joint Operating Body/JOB) oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) dan Talisman. Sedangkan Blok Tuban dikelola PHE bersama dengan Petrochina.
Produksi migas Blok Ogan Komering saat ini mencapai 3.000 barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/boepd). Potensi cadangannya masih 2 juta metrik barel setara minyak (million metric barrel oil equivalent/mmboe). Adapun produksi Blok Tuban saat ini 4.000 boepd, potensi cadangan 4 mmboe.
Adapun Blok East Kalimantan, saat ini dikelola oleh Chevron Pacific Indonesia. Chevron sudah menyatakan tidak akan mengajukan perpanjangan kontrak di blok ini. Pertamina mempertimbangkan untuk mengelolanya setelah 2018.
“Produksi East Kalimantan kurang lebih 18.000 boepd. Kontraktor lama sudah menyatakan tidak berminat pada East Kalimantan. Pertamina telah mengajukan kepada pemerintah untuk mengkaji secara teknis dan komersial blok itu,” jelas Wianda.
Sedangkan Blok Sanga-sanga saat ini dioperasikan oleh Vico. Produksinya sekarang 39.000 boepd. Pertamina mengincar Blok East Kalimantan dan Sanga-sanga, karena keduanya berada tak jauh dari Blok Mahakam yang akan dioperasikan oleh Pertamina mulai 2018.
Blok Mahakam, Sanga-sanga, dan East Kalimantan semuanya bisa diintegrasikan jika dikelola Pertamina. Operasinya akan lebih efisien karena bisa memanfaatkan fasilitas pendukung secara bersama-sama.
“Posisinya di Kaltim, bisa kita integrasikan dengan Blok Mahakam. Minyaknya bisa diolah di kilang Balikpapan. Semuanya masih 1 kawasan. Ada kilang LNG Badak, ada kilang pengolahan Balikpapan. Kalau kita bisa integrasikan fasilitas pendukungnya, itu menimbulkan efisiensi,” papar Wianda.
Apalagi, Pertamina sudah mengelola Blok Sanga-sanga onshore, tentu lebih bagus lagi jika Sanga-sanga offshore yang selama ini dioperasikan oleh Vico juga diberikan pada Pertamina.
“Pertamina juga punya sanga-sanga onshore, kita ingin mengintegrasikan dengan yang offshore. Bulan Juli kita sudah bisa menyelesaikan proposal pengembangan Sanga-sanga yang akan kita ajukan ke pemerintah,” pungkasnya. (Didis)