ENERGYWORLD – Setelah melakukan rapat terpadu pembahasan rencana umum penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN periode 2016 sampai dengan 2025. Akhirnya pemerintah memutuskan porsi pekerjaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero dalam proyek 35.000 megawatt hanya sebesar 10.233 Megawatt (MW).
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sujatmiko mengatakan, keputusan tersebut diambil setelah melihat kondisi keuangan PLN.
“Porsi PLN dalam program 35.000 MW yang tertuang dalam draf RUPTL 2016 s.d. 2025 sebesar 10.233 MW dapat diterima dalam rapat terpadu,” ujar Sujatmiko di Jakarta.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, besaran porsi itu dengan tetap memprioritaskan pembangunan listrik perdesaan, transmisi dan distribusi, gardu induk, pembangkit puncak (peaker), dan pembangkit daerah sulit (remote).
Sekadar informasi, rapat tersebut langsung dipimpin Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman dengan dihadiri, antara lain, perwakilan anggota DEN, Kemenko Perekonomian, Kemenko Kemaritiman, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, Kementerian PPN/Bappenas, BKPM, dan Dirut PLN beserta jajaran direksi lainnya.(rzn)