ENERGYWORLD – Anggota Komisi VI DPR, Aria Bima, mengakui jika menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, selalu menyisipkan orang yang tidak memiliki mampu bekerja di perusahaan-perusahaan pelat merah, sehingga kinerja BUMN semakin menurun.
“Saat ini kinerja BUMN masih berat. Kita dukung mereka sebagai agent development sekaligus dapat untung besar, mestinya di jajaran komisaris bukan orang-orang politis, yang hanya berasal dari relawan,” tutur Aria beberapa waktu lalu dalam diskusi BUMN, di Jakarta.
Hal itu terlihat, kata dia, seperti bagi-bagi jatah. Baik itu di Dirjen, Direktur perusahaan pelat merah, Komisaris Utama, hingga Sekjen kementerian sendiri. “Bahkan relawan dan politisi ada. Itu justru di luar dari semangat Nawacita,” jelas dia.
lebih lanjut, kata dia, karena dikelola bukan oleh orang yang kompeten maka kinerja perusahaan banyak yang over, atau diluar kontrol induknya.
“Sehingga ujung-ujungnya, anak usaha dari BUMN itu malah main sendiri, dan akhirnya asetnya dijual,” terang Aria.
Hal yang paling terlihat di dalam holding, akibatnya road map nya tidak jelas. Dia mencontohkan holding pelabuhan atau Pelindo. Dimana perusahaan tersebut ada investor yang berasal dari Singapura, untuk investasi di pelabuhan Tanjung Priok lewat Pelindo II. Sehingga dapat menjadikan bisnis yang tidak sehat antar perusahaan pelat merah. (Reyzha)