ENERGYWORLD – Indonesian Petroleum Association (IPA) menyambut baik rencana Pemerintah untuk memberikan paket insentif khusus bagi pengusahaan hulu migas pada kuartal III mendatang.
Langkah ini dianggap sesuai dengan keinginan asosiasi yang menginginkan skema bisnis yang lebih fleksibel di tengah kondisi penerimaan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang kini tengah melesu.
Presiden IPA Christina Verchere mengatakan insentif semacam ini sangat diperlukan sesegera mungkin. Pasalnya dengan cadangan minyak dalam negeri yang tengah menurun, Indonesia harus mencari jalan agar investasi hulu migas berjalan lancar, sehingga cadangan energi dalam negeri tetap aman di masa depan.
“Saat ini memang kami bilang sedang dalam masa krisis. Banyak dari kami harus membuat keputusan sulit di masa seperti ini, maka dari itu bantuan apapun diperlukan untuk semakin produktif, khususnya skema yang lebih fleksibel,” jelas Christina di sela-sela acara IPA Convex 2016 di Jakarta Convention Center, Rabu (25/5/2016).
Berdasarkan asas tersebut, ia juga menyambut baik keputusan Pemerintah yang mengubah skema lelang Wilayah Kerja (WK) yang akan dilakukan pada helatan IPA Convex 2016. Menurutnya, iklim investasi yang lebih dinamis seharusnya dilakukan sejak bisnis itu dimulai dari awal.
Melengkapi ucapan Christina, Chairperson IPA Convex 2016 Marudut Manulang mengatakan tebar-tebar insentif hulu migas mungkin tidak akan terasa dalam waktu singkat. Pasalnya, daya tarik insentif-insentif tersebut mungkin memiliki dampak yang berbeda bagi masing-masing KKKS.
“Kami dari IPA melihat insentif itu sebagai suatu terobosan baru yang harus diamati seperti apa daya tariknya, jadi tidak bisa di komentari sekarang. Kami harap ini bukan sekadar analisis di atas kertas saja tetapi kami ingin ada perubahan yang berarti,” ujar Marudut di lokasi yang sama. (Didis)