ENERGYWORLD – Pertamina (persero) telah melakukan pembenahan tata kelola arus minyak. Rencananya, perusahaan minyak milik negara ini menargetkan peningkatan efisiensi dan penurunan kerugian hingga USD200 juta pada program Pembenahan Tata Kelola Arus Minyak (PTKAM) tahun ini.
“Tahun ini target sekitar USD150 juta dan apabila terus dipertahankan kinerja saat ini kami yakin bisa USD200 juta.” tutur Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina saat acara di PTKAM Summit 2016 yang diselenggarakan di Kantor Pusat Pertamina, Jumat 27 Mei 2016.
PTKAM menjadi salah satu strategi efisiensi Pertamina dalam menurunkan loss (kerugian) pada arus minyak. Disamping itu, Pertamina juga melakukan pengurangan dana belanja dan operasional. Meskipun pada tahun sebelumnya, Pertamina telah berinisiatif untuk melakukan program efisiensi hingga mencapai USD255,2 juta.
Lebih juah PT Pertamina (Persero) optimistik dapat meraih efisiensi hingga US$200 juta pada tahun ini dari penurunan losses yang merupakan tujuan utama program Pembenahan Tata Kelola Arus Minyak.
“Pertamina sangat mengapresiasi gebrakan pembenahan tata kelola arus minyak yang dilakukan oleh para pekerja Pertamina sendiri dan ini sudah terbukti dan mendapatkan pengakuan dari para stakeholder utama di Tanah Air. Losses pada arus minyak merupakan musuh bersama dan gerakan ini ternyata luar biasa yang terbukti dengan kinerja nyata berupa efisiensi yang tahun lalu mencapai US$255,2 juta. Tahun ini target sekitar US$105 juta dan apabila terus dipertahankan kinerja saat ini kami yakin bisa US$200 juta,” kata Dwi.
Dia mengatakan apa yang dilakukan Pertamina saat ini membuktikan bahwa efisiensi tidak semata-mata soal pengurangan capex, opex, ataupun pemutusan hubungan kerja. Dalam konteks ini, katanya, Pertamina telah menunjukkan anomali dari situasi umum yang terjadi di industri migas.
“Perusahaan lain memilih pemutusan hubungan kerja, Pertamina tidak. Semua orang tidak percaya tetapi itu yang terjadi. Manajemen dan pekerja sepakat untuk sama-sama puasa dan berjuang mencari bentuk-bentuk lain efisiensi, salah satunya adalah memerangi losses,” tegas Dwi.
Direktur SDM dan Umum Dwi Wahyu Daryoto mengungkapkan setelah pada 2015 Pertamina berhasil turunkan losses ke angka 0,34% atau jauh di bawah angka batas toleransi internasional 0,5%, pada tahun ini Pertamina menargetkan losses hanya 0,2% dengan nilai efisiensi sebesar US$105 juta. Namun, kata dia, dalam empat bulan terakhir terdapat tren positif di mana losses terus semakin rendah dengan nilai efisiensi yang diperoleh telah mencapai 83% dari target tahunan.
“April tingkat losses bahkan sudah di angka 0,19%. Dengan tren ini kami yakin pada Juni ini target tahunan sudah tercapai dan akhir tahun ini kami optimistik efisiensi US$200 juta bisa diperoleh,” kata Dwi Daryoto. – Edo Juvano / magang ewindo 018