“Kebijakan One Belt One Road Presiden Xi Jinping sejalan dengan kebijakan Presiden Jokowi yang membangun Tol Laut untuk menghubungkan pulau-pulau utama di Indonesia,” kata Franky dalam keterangan resminya, Senin (20/6/2016).
Terlebih, lanjut Franky, Indonesia menjadi salah satu negara yang masuk dalam jalur sutra China. Sebab, Indonesia dinilai memiliki sejumlah keunggulan komparatif. Seperti jumlah penduduk, kelas menengah yang membesar, kestabilan politik, demokratis, aman, dan toleran. Selain itu fktor usaha yang berpotensi dilirik investor China adalah tekstil, otomotif, industri sepatu. Kemudian obat-obatan, suku cadang pesawat, dan industri kreatif.
“Investor Tiongkok memiliki minat dan rencana yang semakin tinggi untuk berinvestasi ke luar RRT. Hal ini merupakan salah satu dampak positif dari kebijakan One Belt One Road yang diinisiasi oleh Presiden Xin Jinping,” terang dia.
Lebih lanjut, dia mengatakan, dengan bergabungnya China menjadi sumber investasi utama Indonesia. Terlebih dalam enam tahun terakhir, yakni 2010 realisasi investasinya mencapai USD 2,6 miliar.
Adapun triwulan pertama tahun ini, realisasi investasi China mencapai USD 464 juta. Terdiri dari 339 proyek dan menyerap 10.167 tenaga kerja. -RZH/AGS