ENERGYWORLD – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memprediksi target produksi lifting 2016 tidak akan tercapai. Hal itu disebabkan September mendatang lifting akan menurun.
“Target tidak bisa tercapai. Itu karena produksi secara natural itu turun. Minyak memang sudah berada di atas target yakni 834 ribu bph” terang Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, kemarin (28/6/2016).
Amin mengatakan, salah satu kontraktor yang produksinya akan turun secara signifikan adalah PT Pertamina EP. Penyebabnya karena adanya pemangkasan biaya untuk menekan cost recovery atau penggantian biaya operasi hulu migas.
“Bukan hanya minyak yang turun, tapi gas juga. Seperti di Blok Mahakam yang produksinya berkurang dari 1.611 barel setara minyak per hari (bsmph) menjadi 1.572 bsmph. Penurunan ini disebabkan sulitnya mencari pembeli gas,” terangnya.
Sebenarnya, kata Amien, masih ada beberapa pembeli gas dari domestik. Namun karena gas berasal dari Kalimantan Timur dan harus dibawa ke Jawa, maka dapat dipastikan terkendala infrastruktur.
“Itu nanti bentuknya kan Liquefied Natural Gas (LNG). Tempat mendaratnya itu belum siap,” ujar dia.
Sepeti diketahui, pemerintah telah mematok lifting minyak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) mencapai 820 ribu bph. Tapi lifting minyak diperkirakan hanya 819 ribu barel per hari (bph). -RZH