ENERGYWORLD – PT Pertamina (Persero) berjanji 2023 akan menghentikan impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal itu disebabkan kapasitas kilang dalam negeri sudah dapat menutupi kebutuhan minyak masyarakat.
“Asumsi penghentian impor berupa produk BBM dilakukan pada 2023 dengan asumsi penaikan konsumsi sebesar 4% hingga 5% per tahun. Secara kumulatif kapasitas kilang nasional berada di angka 2 juta barel per hari dengan beroperasinya Kilang Proyek Langit Biru Cilacap, Kilang Balikpapan, Kilang Tuban, Kilang Balongan, Kilang Dumai dan Kilang Bontang. Sehingga pada 2023 Indonesia tidak perlu impor BBM,” ujar Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero) Rachmad Hardadi dalam jumpa pers di Jakarta, yang dikutip Rabu(29/6/2016).
Diakuinya, Indonesia masih kekurangan kapasitas kilang sebesar 1 juta barel per hari. Akibatkan kemampuan kilang dan kebutuhan sebesar 55%. “Kalau 90-an ketika kapasitas kilang berada di angka 1,6 juta barel per hari dan konsumsi sebesar 700.000 barel per hari,” terangnya.Lebih lanjut Rachmad mengatakan, saat ini konsumsi sebesar 1,6 juta barel per hari dengan penambahan kapasitas kilang yang relatif lambat. Sehingga 2023 konsumsi BBM akan berada sejajar dengan kemampuan kilang yaitu 2 juta barel per hari.
“Secara gradual, impor akan menyusut. Konsumsi masyarakat setara dengan 2 juta barel per hari. Nanti sampai 2030, masih akan dibangun dua kilang lagi berkapasitas masing-masing 300.000 barel per hari yang berlokasi di wilayah barat dan timur Indonesia agar distribusi BBM semakin lancar. Dengan demikian, total kapasitas kilang sebesar 2,6 juta barel per hari pada 2030,” tutupnya. -RZHA/sun