ENERGYWORLD – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan segera membangun Proyek Kilang Liquefied natural gas (LNG) Tangguh Train tiga.
Kepastian tersebut ditandai dengan diserahkannya empat dokumen persetujuan dari SKK Migas kepada BP Berau Ltd, selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) alias Operator Train 3 Tangguh. Yakni dokumen Persetujuan Penunjukan Kontraktor EPC atau Kontraktor Pelaksana Konstruksi untuk pembangunan Kilang Onshore dan Offshore. Dokumen persetujuan AFE (Authorization for Expenditure) alias kewenangan penggunaan anggaran, lalu dokumen Persetujuan Pasokan Gas ke Pabrik Pupuk di Bintuni, Papua. Dan terakhir dokumen Persetujuan Pembiayaan kilang LNG itu sendiri.
“Dengan penyerahan dokumen ini maka pembangunan bisa dimulai pada kuartal IV-2016,” ujar Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (1/7/2016).
Nantinya, proyek yang menelan biaya investasi US$ 8 miliar atau setara Rp 104 triliun (Rp 13.000/US$), akan membangun konstruksi kilang di darat maupun di laut, pembangunan pipa penghubung dan pengadaan mesin.
Proyek rain 3 Tangguh diproyeksikan akan menyumbang tambahan pasokan LNG 3,8 juta ton per tahun (mtpa) terhadap kapasitas produksi Kilang LNG Tangguh, sehingga total kapasitas kilang menjadi 11,4 mtpa. RED/RKO
