ENERGYWORLD – Teror telepon terhadap jurnalis terjadi lagi. kali ini Media Energy World Indonesia jurnalisnya tersambar teror murahan, adalah Reyza Keroro jurnalis yang kena teror, terjadi pada Senin (11/7) sekitar pukul 20.00 WIB. Ancaman teror telepon gelap ini datang tanpa nomor dimana dibuat private Number. Sebuah bentuk intimidasi “Kamu Reza ya…tolong jangan bikin gaduh, pemberitaan kok begitu,”ujar Reyza menjelaskan bentuk terornya.
Karena ditanya tak jawab siapa Anda dan tak jelas nomornya, bahkan maksudnya atas pemberitaan mana pun tak jelas berita yang mana yang bikin gaduh. Namun diduga diancamnya dengan teror itu karena Energy World menulis sebuah pemberitaan soal perusahaan minyak plat merah.
Belakangan memang diketahui rupanya ada pemanik jurnalis EnergyWorld Indonesia (EWINDO) dengan sebuah perusahaan plt merah yang melarang masuk meliputan dalam acara sebuah buka puasa tidak membolehkan masuk di acara itu di duga kuat akibat Laporan Majalah EWINDO edisi Mei 2016, yang mengangkat PERTAMINA DALAM PUSARAN PENYAMUN, padahal jurnalis EWINDO sudah konfirmasi. Baca lengkapnya http://energyworld.co.id/2016/07/02/hai-pertamina-kenapa-jurnalis-kami-anda-tolak-meliput/
Namun pemantik ini akhirnya melebar dan kami ingin sampaikan ke pembaca bahwa Laporan Utama majalah edisi Media silakan juga kalau akan membaca majalah edisi Mei 2016 bisa Anda dapat majalahnya di toko buku terkemuka di Indonesia dan agen media, jelas Reyza.
Dan perlu kami sampaikan juga bahwa kami bukan media abal-abal. Media kami bukan sekadar online tapi ada media cetaknya.
“Kami sampaikan secara tegas karena ada teror ke jurnalis kami lewat saluran telepon Senin (11/07/2016) malam agar jangan bikin panas dan harus meredam pemberitaan Bagi kami ini sebuah teror. Dan kami tidak terima teror ini. Inilah bentuk intimidasi yang akan mengancam nilai jurnalisme kami,”ujar GROUP EDITOR IN CHIEF Aendra M Kartadipura.
Masih kata Aendra Jika mau klasrifikasi pemberitaan silakan kirim bantahan jagan teror ginilah, ini kan kampungan kalau perusahaan besar apalagi milik negara kan malu masa melakukan teror. “Catat kami tidak akan diam,”tutup Aendra. -RNZ/red