ENERGYWORLD – Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero, Sofyan Basyir mengaku akan mengandalkan pasokan listrik dari mobile powerplan untuk mengaliri listrik di beberapa daerah yang eletrifikasinya rendah, salah satunya adalah Papua.
“Untuk sementara waktu hingga enam bulan ke depan, daerah-daerah yang belum teraliri listrik itu akan kami aliri menggunakan mobile powerplan,” terang di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (13/7/2016).
Selain yang elektrifikasinya 50 persen, pihaknya juga akan mengalirkan listrik di daerah yang masih di bawah angka 70 persen. Seperti Nusa Tenggara Timur.
“Itu masih menjadi PR kami memang. Makanya dalam waktu dekat ini, seperti provinsi di NTT itu akan kami datangkan mobile powerpkan pada November 2016 ini. Kapasitasnya 2×25 mega watt (MW),” kata Sofyan.
Sedangkan di NTB, pihaknya akan mendatangkan mobile powerplan yaitu kapasitas 50 MW.
Sebenarnya akui Sofyan, masalah pembangkit listrik memang sudah menjadi kendala PLN sejak dahulu, terlebih untuk pasokan listrik cadangan. Bahkan beberapa pembangkit yang sudah ada, termasuk di daerah yang elektrifikasinya lumayan baik, juga masih terdapat masalah. Seperti di Sumatera Utara. Jika dijadikan cadangan besar kemungkinan tidak maksinal. Karena kapasitasnya cadangan hanya mencapai 20 persen, sedang yang optimal sebesar 30 persen.
“Kalau cadangannya sedikit, begitu listrik padam langsung habis cadangannya. Padahal di Medan ada PLTU kapasitas 700 MW, tapi kurang baik (kondisinya),” jelas dia.
Untuk itu, dia berharap agar program 35 ribu MW dapat berjalan lancar. Karena dapat meningkatkan rasio elektrifikasi di 2019, yakni sebesar 97 persen.
Data dari Kementerian ESDM, rasio elektrifikasi per wilayah terendah itu adalah, provinsi Papua masih yang paling rendah sebesar 44,40% disusul Nusa Tenggara Timur 57,74%, lalu Sulawesi Tenggara 66,78%, serta Kalimantan Tengah 68,27%. Sementara ada sebanyak 2.519 desa tidak teraliri listrik sama sekali. Sedangkan 12.659 desa yang sudah mendapat aliran listrik, namun pasokannya sering terjadi byarpet.