ENERGYWORLD – Realisasi produksi batubara pada periode Januari-Juni 2016 sebesar 101,22 juta, jumlah ini mengalami penurunan hingga 29 persen atau 42,46 juta ton dibandingkan periode yang sama di tahun 2015, yakni sebesar 143,68 juta ton.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM, Sujatmiko, mengatakan penurunan angka tersebut dikarenakan pengaruh turunnya permintaan ekspor dan serta masih rendahnya harga batubara di pasaran internasional.
“Produksi turun karena permintaan pasar ekspor menurun akibat harga yang tidak baik,” kata Sujatmiko di Jakarta pada Selasa (12/7/2016).
Tak hanya itu, laju ekspor periode ini juga mengalami penurunan sebesar 37,108 juta ton atau 32 persen dari pencapaian tahun sebelumnya di periode yang sama sebesar 117,328 juta ton. Namun serapan pasar domestik justru mengalami peningkatan sebesar 25,52 juta ton dari semula 23,58 juta ton atau meningkat sebesar delapan persen.
Dia memaparkan, peningkatan penyerapan domestik tersebut terjadi karena ada proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sudah beroperasi. Seperti Celukan Bawang di Bali. Kemudian disusul meningkatnya permintaan industri semen dan dari berbagai macam industri lainnya. Hal itu berdasarkan data dari perusahaan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B).
Sedangkan data perusahaan batu bara pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) belum sepenuhnya selesai direkonsiliasi. “PKP2B ini merupakan produsen terbesar batubara di Indonesia,” tutupnya. Red/RKo