ENERGYWORLD – Bergulirnya isu reshuffle di kabinet kerja Presiden Joko Widodo, seperti membuat pasukannya alias menteri-menteri di kabinet kerja menjadi ketar-ketir. Al hasil banyak menteri yang memutar otak untuk mencari cara supaya tak terkena hempasan reshuffle dari pemerintahan Jokowi-JK.
Salah satunya isu yang diduga kuat terkena hempasan reshuffle adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said. Hal itu karena selama memimpin di sektor energi, pencapaian kerja belum tampak nyata.
Secara kinerja, serapan anggaran di Kementerian ESDM hingga bulan Juli tergolong rendah yakni baru mencapai angka 30 persen. Hal itu diakui sendiri oleh Sudirman Said.
Kemudian maraknya Tenaga Kerja Asing (TKA) di perusahaan tambang, seperi di diamkan oleh Kementerian ini. Hal itu terlihat dari pernyataan Direktur Jendral Mineral dan Batubara (Minerba), Bambang Gatot Ariyono yang menyebut tak mampu berbuat apa-apa.
Kemudian, gagal pahamnya Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi (Migas) IGN Wiratmaja Puja, soal kelebihan produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar. Padahal menurut Direktur Esekutif CERI, Yusri Usman bukalah kelebihan, melainkan kurangnya pemakaian Solar oleh perusahaan tambang, sehingga produksi jadi berlebih.
Tak hanya itu, kritik keras dilontarkan oleh Pengamat Hukum Sumber Daya Alam dan Energi Ahmad Redi tentang sengkarut izin ekspor konsentrat Freeport. Dimana Sudirman seperti membuka karpet merah untuk perusahaan tambang raksasa asal Amerika Serikat itu. Padahal dari segi perjanjian pembangunan Smelter, pemerintah Indonesia sudah dipermainkan oleh Freeport.
Selain itu, kegagalan megaproyek pengadaan 35 ribu megawatt listrik yang menjadi misi andalah dari pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Selain itu banyak keputusan yang bertentangan dikeluarkan oleh Menteri ESDM ini, salah satu yang paling mencuri perhatian publik adalah perseteruannya dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli.
Disinyalir menutupi semua itu, pagi ini Rabu (20/7/2016), Sudirman Seolah menyalahkan anak buahnya alisan pegawai di tubuh kementerian yang tak becus bekerja. Sehingga ia melakukan perombakan pegawai secara besar-besaran. Alhasil sebanyak 431 orang Pejabat Struktural yang terdiri dari Eselon II, III dan IV di lingkungan Kementerian ESDM , “dikocok habis-habisan’.
Dari keterangan tertulis, Sudirman Said beralasan perombakan itu dilakukan untuk penataan dan penyegaran organisasi dalam rangka peningkatan kinerja Kementerian ESDM.
“Ada banyak proses yang akan kita benahi dan saya kira baik bagi kita semua,” ujar Menteri Sudirman Said dalam keterangan tertulis, Rabu (20/7).
Disamping melakukan perombakan, Sudirman juga membentuk 4 organisasi baru yaitu Biro Organisasi dan Tata Laksana pada Sekretariat Jenderal, Direktorat Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas pada Ditjen Migas, Direktorat Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur EBTKE pada Ditjen EBTKE dan Direktorat Penerimaan Negara Minerba pada Ditjen Minerba. RKO/Red