Home Energy Sofyan Basir, Orang yang Menghancurkan Program Pemerintah

Sofyan Basir, Orang yang Menghancurkan Program Pemerintah

799
0

ENERGYWORLD – Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaean menilai, sejak awal penunjukan Sofyan Basir sebagai Dirut PT PLN (Persero) pilihan Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno, sudah banyak menuai kontroversi. Selain latarbelakang seorang bankir, Sofyan juga buta tentang kelistrikan. Akibatnya muncul banyak pertanyaan  terutama dari kalangan praktisi dan pengamat dibidang ini.

“Tapi pemerintah dengan percaya diri tinggi meyakini bahwa Sofyan Baasir akan mampu mengangkat PLN terbang tinggi. Meski itu sangat terlihat seperti mimpi disiang bolong karena ini pilihan salah, orang yang salah ditempat yang salah,” ujar Ferdinan.

Sejak awal, lanjut dia,  Sofyan sudah dicurigai akan membawa PLN kepada rezim pasar bebas dan mengabaikan prinsip dasar PLN adalah BUMN yang mengemban amanah konstitusi yaitu menguasai cabang produksi yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Seperti membawa PLN menjadi BUMN yang mengejar keuntungan dengan mengabaikan prinsip pelayanan publik.

Tak hanya itu, sudah hampir 2 tahun pemerintahan Jokowi berlangsung, namun tanda-tanda gagalnya program besar Jokowi membangun listrik sebesar 35.000 MW (35 GW), sudah terlihat gagal.

“PLN sebagai ujung tombak eksekutor kebijakan ini terlihat gamang dan tidak punya road map terukur bagaimana mensukseskan program 35 GW tersebut. Hal inipun membuat kementrian ESDM meradang dan sempat menarik program 35 GW ini dari PLN karena terlihat tanda-tanda akan gagal. Kegagalan program ini nanti akan menjadi kegagalan pemerintah bukan kegagalan PLN atau Sofyan Basir,” katanya lagi.

Untuk itu, EWI meminta Jokowi untuk segera mengganti Sofyan Basir, karena tidak paham listrik dan tidak bisa menyusun road map terukur menyelesaikan 35 GW. “Ini yang harus dijawab Mentri BUMN. Jangan-jangan ini sengaja untuk mensabotase program Jokowi. Presiden harus hati-hati terhadap intrik politik, terlebih Sofyan Baasir ini adalah orang dari rejim masa lalu yang kini gemar mengkritik rejim Jokowi,” tutupnya