Masih segar dalam ingatan publik bangsa ini akan peristiwa mencengangkan dan mengagetkan ketika skandal pencatutan nama Presiden atas permintaan saham tambang Freeport yang melibatkan Ketua DPR Setya Novanto, Pengusaha Migas M Riza Chalid dan Presdir PT Freeport Maroef Sjamsoedin terbuka ketengah publik setelah diungkap oleh Mentri ESDM Sudirman Said.
Skandal yang tenar dengan judul papa minta saham inipun akhirnya menghasilkan kisah baru yang menghantarkan Setya Novanto jadi Ketum Golkar, M Riza Chalid kabur entah kemana meski tanpa status Daftar Pencarian Orang, dan Luhut Panjaitan menjadi saksi dalam sidang ludruk MKD pada saat itu.
Siapa M Riza Chalid? Dialah pengusaha migas yang memiliki usaha trading dibidang minyak dan terkenal meguasai suplay minyak dan BBM kepada Pertamina melalui Petral. Bahkan dalam audit investigasi yang dilakukan Pemerintah melalui auditor independen dari Singapore atas Petral bahkan kabarnya mencantumkan group usaha MRC memenangkan suplay minyak dan BBM dengan nilai fantastis hingga puluhan milyar dolar dan mampu mempengaruhi Pejabat Petral saat pengadaan minyak dan BBM. Atas dasar itulah publik sering menyebut MRC sebagai mafia migas. Apakah benar MRC adalah mafia migas? Tidak ada yang bisa simpulkan karena MRC tidak pernah diproses hukum atas tuduhan tersebut.
Terbongkarnya skandal papa minta saham, adalah skandal yang paling buruk dalam sejarah MRC hingga MRC harus kabur menghilangkan diri saat akan dipanggil pleh Kejaksaan Agung sebagai saksi, meski MRC tidak pernah ditetapkan sebagai DPO atau Daftar Pencarian Orang apalagi sebagai tersangka. Jadi sangat aneh kenapa MRC harus kabur atau disuruh pergi saat itu karena hingga kini skandal tersebut tidak pernah ditindaklanjuti lagi oleh kejaksaan.
Mungkinkah MRC dendam kepada Mentri ESDM Sudirman Said? Segala kemungkinan itu ada dan sangat mungkin terjadi mengingat besarnya kekuatan yang dimiliki oleh MRC dan jaringannya diseantero republik ini. Maka itu Presiden harus waspada atas kembalinya mafia migas dan berupaya menjungkalkan orang orang yang bekerja menumpas mafia. Kedekatan MRC dengan Setya Novanto mungkin saja akan dipergunakan sebagai kekuatan mendongkel Sudirman Said. Setnov bahkan pernah diduga memgirimkan surat ketabelece ke Pertamina terkait usaha anak MRC di Banten. Jadi mungkin saja kedekatan ini akan dipergunakan sebagai alat mengingat Golkar kini menjadi gerbong kekuatan Jokowi.
Resufle kabinet yang mungkin diumumkan besok atau lusa harus dijaga, harus diwaspadai jangan sampai dijadikan ajang kembalinya mafia migas. Jokowi harus waspada supaya pembubaran Petral tidak sia-sia.
Jakarta, 26 Juli 2016
Ferdinand Hutahaean
Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia