ENERGYWORLD – Dalam beberapa bulan terakhir, kasus reklamasi di Pantai Utara Jakarta semakin memanas. Hal itu dikarenakan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya gencar menolaknya.
Namun nasib ya nasib, perjuangan tersebut berhenti ditengah jalan, karena pada Rabu (27/7/2016) RR di kepret oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari kabinet kerjanya.
Seorang aktivis lingkungan, Pius Ginting mengatakan, tak hanya perjuangan reklamasi yang terhenti. Namun perjuangan para buruh, petani dan aktivis lingkungan semakin berat, karena pedobrak pintu tikus-tikus yang bermain dengan uang sudah tidak ada lagi.
“Perjuangan buruh, petani, aktivis lingkungan kian berat. Jokowi kian menerapkan disiplin ekonomi kapitalisme dengan militerisme. Menteri yang menghambat kapital diganti,” ujarnya seperti dikurtip medanbagus, Rabu (27/7/2016).
Pius juga mengatakan, menurutnya sudah dua kali terjadinya pencopotan menteri yang melawan kapitalisme.
“Dalam pergantian pertama dulu, Adrinov Chaniago berusaha menghambat rel kereta api batubara Kalimantan, diganti. Terakhir ini, Rizal Ramli yang menghambat laju reklamasi Teluk Jakarta diganti,” ujarnya
Ditambah dengan diplotnya Luhut B. Panjaitan sebagai Menko Kemaritiman dan Sumber Daya, penolakan reklamasi menjadi semakin sulit.
“Kian mengkawatirkan bagi perjuangan penolakan reklamasi adalah Luhut yang selalu mendukung kapital sawit akan membuat penolakan reklamasi kian sulit,” tandasnya.
