ENERGYWORLD.CO.ID – Namanya Archandra Tahar. Kita sebut saja Tahar namanya menghabiskan 20 tahun masa studi dan kariernya di Amerika Serikat, menimba ilmu di berbagai perusahaan minyak dan gas bumi AS. saat menjabat Presiden di Petroneering, Houston Texas. Perusahaan yang bergerak di bidang energi dan minyak.
Dari laman listings.findthecompany.com nama Petroneering LLC adalah perusahaan yang cukup baru dan kecil dalam industri itu, layanan bisnisnya ada di Houston, Texas AS, baru membuka usahanya pada 2013 dan tertulis disitu karyawannya hanya 2 karyawan. Saat ini memiliki sekitar $ 88.000 dalam pendapatan tahunan. Beralamat 18610 Dural Dr Houston, Texas 77094-1254.
Sebelumnya Tahar namanya pernah menduduki jabatan Principal Horton Wison Deepwater Inc sejak Oktober 2009 hingga Oktober 2013.
Apa Kewarganegaraan Tahar namanya?
Inilah yang dipertanyakan kepada Tahar namanya saat ini.
Tahar namanya menyelesaikan S1 di Teknik Mesin ITB tahun 1989 dan kemudian bekerja di Andersen Consulting demi memiliki usaha agar dapat melanjutkan kualiahnya ke S2 di Amerika.
Kuliah S2 di Texas A&M University, Amerika diselesaikan dengan baik hingga kembali ke Indonesia dan berniat membenahi PT Timah.
Namun, niat Tahar namanya ditertawakan karena waktu itu kondisi PT Timah memang sudah sekarat.
Tahar namanya banyak dianggap sebagai ahli Product Development, Wave Basin Model Testing, Offshore Field Measurement, Deepwater Platform Design and Analysis (Spar, TLP and Semisubmersible), FPSO Analysis, Shallow Water Platform Design and Analysis (Buoyant Tower), Mooring Design and Analysis, Riser Design and Analysis, Naval Architecture, Hydrodynamics, Software Development, Asset Integrity Management, Wave Energy, Offshore Drilling.
Tahar namanya lalu dikenal sejagat Indonesia karena diangkat jadi Menteri ESDM dan dianggap akan bangkitkan energi Indonesia khususnya kasus Blok Masela.
Namun drama hidup muncul dan beredar Tahar namanya atas dwikewarganegaraan memberikan pengaruh yang mendalam terhadap para ahli hukum dan ragam komentar. Banyak berkomentar bagaimana suasana jadi gaduh.
Lagi-lagi Kementrian ESDM ini gaduhkan negeri. Terkait hal itu, Tahar namanya dinilai melanggar UU No 6/2011 tentang Keimigrasian, UU No 12/2006 tentang Kewarganegaraan, serta UU No 39/2008 tentang Kementerian Negara karena dinilai melawan hukum dan membohongi Presiden dan rakyat Indonesia terkait status kewarganegaraannya.
Namun, saat ditanya pers seusai dipanggil Presiden di Istana Merdeka, Tahar namanya menepis tuduhan itu. ”Lihat muka saya apa? Orang (dari) Padang begini,” ujarnya. Selain menepis dia juga mengatakan bahwa lertemuan tidak terkait soal itu, namun hanya silaturhami.
Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia Ferdinand Hutahean menilai jika benar Tahar namanya adalah pemegang pasport Amerika, sangat tidak bisa dimaafkan. Presiden gagal melindungi bangsa dari penyusupan pihak asing. Presiden gagal menyeleksi pembantunya. Ini bahaya dan menjadi ancaman serius pada kedaulatan bangsa.
“Tahar namanya juga bisa dituduhkan melakukan pelanggaran minimal terhadap 4 UU. Tahar melanggar UU yakni UU no. 6 Th 2011 tentang Keimigrasian, UU no. 26 Tahun 006 tentang Kewarganegaraan, UU no. 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara serta UU KUHP yaitu penipuan dan kebohongan publik,” ujarnya kepada ENERGYWORLD INDONESIA 13 Agustus 2016.
Masih kata Ferdinand Hutahean Presiden harus segera melakukan pengusutan terhadap masalah ini. Tidak cukup hanya dengan meminta klarifikasi atau jawaban dari Tahar namanya. Presiden harus perintahkan penyelidikan, BIN, BAIS, KEMKUMHAM dan SESNEG serta KEMLU harus segera bekerja. Jika benar terbukti, maka Tahar namanya harus ditahan dan diperiksa.
Ini membahayakan keamanan negara. “Jangan-jangan Tahar namanya adalah bagian dari penyusupan intelijen asing. Negara jangan kecolongan karena ini menyangkut kedaulatan negara,” jelas Ferdinand.
Ferdinand juga mendesak DPR harus bentuk Pansus atas peristiwa ini. DPR tidak boleh diam dan harus melakukan penyelidikan atas kasus ini. Tidak cukup hanya dengan mengundang pemerintah dan bertanya kepada menteri setelah itu selesai. DPR harus lakukan haknya, bentuk Pansus, Panja untuk mengusut kasus ini secara serius. Presiden bisa dimakzulkan jika terbukti secara sadar melakukan pelanggaran UU tersebut dan membahayakan negara.
“Ini bahaya, presiden bisa saja dituduh secara sadar melanggar UU dan membahayakan keamanan negara. Maka itu presiden harus jujur ke publik tentang status pak Tahar. Presiden jangan anggap masalah ini sepele dan tiba-tiba itu dikategorikan sebagai diskresi oleh presiden,” jelas Ferdinand.
Komisioner Ombudsman RI Laode Ida melalui siaran pers Ahad (14/8/2016). Tahar namanya disinyalir sudah jadi warga negara Amerika Serikat(WNAS) sejak Februari 2012 lalu, yang ditandai dengan pengambilan sumpah setianya kepada negara AS.
Laode juga menyatakan bahwa Tahar diindikasikan telah beberapa kali kembali ke Indonesia dengan gunakan paspor AS.
“Jika tuduhan itu benar, maka sungguh merupakan pelanggaran serius oleh Presiden Jokowi. Karena telah mengangkat seseorang jadi pejabat publik dari WNA, suatu penghinaan terhadap bangsa dan negara indonesia,”ujar Laode.
Menurutnya, Presiden Joko Widodo juga telah dengan ceroboh dan sangat teledor dalam angkat pejabatnya. “Yang perlu dipertanyakan ‘apa motif di balik keputusan Jokowi itu’. Jangan-jangan ada agenda terselubung untuk jadikan negeri (Indonesia) sebagai (secara tak langsung dan sistematis) sebagai jajahan asing dengan secara langsung menyusupkan orang-orang asing sebagai pengambil kebijakan dan pemerintah di nusantara,” cetus dia.
Tahar namanya lalu bersuara dilaman resmi www.esdm.go.id, Ahad (14/8/2016), dan menegaskan, hingga saat ini dirinya adalah warga negara Indonesia (WNI), bukan warga negara Amerika Serikat (AS).
Penegasan ini diharapkan dapat menetralisasi rumor yang berkembang saat ini terkait kewarganegaraannya sebagai Menteri ESDM.
“Saya tuh orang Padang asli, istri saya juga orang Padang asli, lahir dan besar di Padang. Cuma pas kuliah S-2 dan S-3 saya kuliah di Amerika,” ujar Tahar namanya.
Lebih lanjut, mengaku berangkat ke negeri Paman Sam itu pada tahun 1996. Sampai saat ini Tahar namanyar juga masih memegang paspor Indonesia.
“Dan paspor Indonesia saya masih valid,” kata dia.
Tahar namanya pendidikan ITB Teknik Mesin : 1989 -1994, lalu Texas A&M University Ocean Engineering : 1996 – 1998, Texas A& M Univeristy Ocean Engineering (Doctor of Philosophy) : 1998 – 2001 kemudian kerjar Presiden Petroneering : 2013-2016, Principal Horton Wison Deepwater : 2009 – 2013, Principal dan Presiden Asia Pasific AGR Deepwater Development System : 2007-2009. Tahar namanya punya keahlian yang katanya ahli Hydronynamics Lead FloaTec LLC 2006 – 2007, Peneliti Technip Offshore : 2001 – 2006,Asisten Peneliti Offshore Technology Research Center : 1997 – 2001,Technical Advisor Noble Denton : 2000.
Tahar namanya dikaruniai dua anak dan pemilik hak paten tentang desain offshore di Amerika. Setelah dilantik, Tahar namanya kerja keras dan cepat melaksanakan keputusan Presiden katanya ada dibalik tentang Blok Masela yang kabarnya sejak diputuskan onshore belum ada kemajuan Tahar namanya merupakan sosok di balik negosiasi dan keberhasilan Presiden Joko Widodo menarik kembali Blok Masela agar dikuasai Indonesia, dengan memutuskan eksplorasi harus dilakukan onshore bukan offshore padahal keahliannya Tahar namanya adalah offshore.
Tahar namanya harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan segera mengambil tindakan nyata.
Tahar namnaya kerja belum sebulan juga punya tugas berat merenegosiasi kontrak-kontrak kerja di bidang ESDM di masa lalu yang banyak merugikan bangsa Indonesia. Namun Tahar namnya kini kesandung, sebelum kerja menjadi Menteri ESDM yang sudah semestinya menghapus peraturan-peraturan yang menghambat investasi di bidang energi, dan melakukan pemetaan potensi-potensi minyak dan gas di seluruh wilayah Tanah Air.
Tahar namnya kini harus lah bikin sejuta bantahan akan status diriya karena bukan saja akan menjadi kerja cepat atau ada nilai plus bagi investor sekitar energi.
Tapi kini lagi bertanya-tanya dirinya punya nasionalisme atau negara lain, karena terbukti belum lama ini saat baru dilantik Tahar namanya sudah memperpanjang kontrak Freeport sehingga Jaringan Tambang (JATAM) mengecam keputusan Menteri ESDM, Tahar namanya yang menyetujui perpanjang izin ekspor konsentrat PT Freeport Indonesia hingga 11 Januari 2017.
“Inilah potret nyata bagaimana sebuah kebijakan negara bisa dinegosiasikan oleh korporasi,” ujar Direktur Kampanye JATAM, Ki Bagus Hadi Kusuma.
Tahar namanya kini saatnya tentukan pilihanmu Indonesia atau Amerika?
Tahar namanya kutunggu jawabmu.
Aendra Medita Kartadipura GROUP EDITOR IN CHIEF www.ENERGYWORLD.CO.ID