*ARCHANDRA TAHAR TIDAK AKAN DIANGKAT PRESIDEN LAGI MENJADI MENTERI ESDM*
Oleh : Ferdinand Hutahaean
Direktur Eksekutif EWI
Minggu depan Presiden akan mengumumkan dan melantik Menteri ESDM baru bersamaan dengan Kepala BIN yang baru dan sepertinya ada pergeseran 1 atau 2 pos menteri dikabinet Kerja Jokowi.
Menarik memang mengikuti perkembangan informasi dan pola-pola penggalangan opini dipublik yang dilakukan banyak pihak untuk menggolkan calonnya sebagai Menteri ESDM. Mengapa demikian, karena Kementerian ini mengelola sumber daya alam yang sangat besar. Puluhan ribu trilliun nilainya meski anggaran untuk Kementerian ESDM setiap tahunnya dari APBN hanya belasan Trilliun jauh dibawah Kementerian Agama yang mendapat APBN hingga 5 kali lipat anggaran ESDM. *Tapi itulah Indonesia saat ini, kebijakannya masih menggarami laut*.
Hiruk pikuk opini terbesar adalah soal sosok Archandra Tahar yang telah diangkat Presiden sebagai Menteri ESDM dan kemudian diberhentikan karena AT ternyata menurut informasi dan data yang beredar telah berstatus kewarganegaraan Amerika, *meski menurut Ruhut Sitompul AT saat diangkat bukan sebagai warga negara Amerika tapi tidak punya kewarga negaraan*. Jika yang disampaikan Ruhut benar, *mestinya AT harus didata sebagai pengungsi dan tidak boleh diangkat jadi Menteri karena menyalahi UU dan kemudian Presiden akan dituduh melakukan pelanggaran Sumpah Jabatan dan Pelanggaran kepada Konstitusi*. Itu secara politik dan hukum biarlah diurus oleh para anggota DPR yang kini membebek kepada rejim.
Siapa pengganti Archandra Tahar? Akankah AT akan diangkat lagi menjadi Menteri ESDM yang baru?
Saya pikir Presiden Jokowi tidaklah seceroboh itu lagi saat pertama mengangkat AT. *Jokowi sebagai Presiden sangat merasa dibohongi oleh AT maupun para pembisiknya dan kemudian marah. Puncaknya adalah AT diberhentikan meski tanpa penjelasan alasan pemberhentian AT*. Dengan begitu, AT saat ini adalah masuk golongan sosok yang problematik, dan secara langsung telah membawa masalah kepada presiden. Dengan demikian, tidak mungkin AT akan diangkat lagi sebagai Menteri. *Tampaknya para Jilatologi Tahar harus kecewa minggu depan karena Menteri ESDM yang baru bukanlah Archandra Tahar*.
Jokowi tidak mungkin mempertaruhkan posisinya dengan mengangkat Archandra sebagai menteri ESDM baru. Itu sama saja menabuh genderang perang politik karena akan membangkitkan semangat perlawanan dipublik maupun di DPR. Kesalahan pengangkatan Presiden terhadap Tahar yang melanggar UU, tentu akan jadi bola panas yang akan terus menggelinding jika Archandra diangkat lagi. Apakah Presiden akan menghabiskan energinya untuk menghadapi bola panas tersebut? Sangat tidak mungkin karena Jokowi sedang fokus menyusun kekuasaan periode ke 2 pada 2019.
Jadi sebaiknya para pendukung Tahar tidak perlu berlebihan membentuk opini dipublik apalagi harus melakukan loby ke DPR agar kewarga negaraan Archandra bisa segera didapatkan kembali. *Tahar sangat cocok menjadi kepala proyek pengembangan Masela. Lebih baik beliau ditempatkan disana sebagai kepala proyek karena Tahar ahli dibidang tersebut. Tapi dengan catatan status kewarga negaraan Archandra sudah selesai dan tidak bermasalah*.
Jakarta, 03 September 2016