Home Ekbiz Dewan Energi Nasional Dorong Eksplorasi Hidrokarbon

Dewan Energi Nasional Dorong Eksplorasi Hidrokarbon

1049
0
Andang Bachtiar dalam Acara Focus Group Discussion (FGD) Konsorsium Riset Migas Kelautan di Universitas Indonesia, Rabu (7/9).

EnergyWorld.co.id – Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon (C) dan atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut.

Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik. Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2). Demikian dalam salinan Wikipedia yang kami kutip.

Sementara itu Anggota Dewan Energi Nasional, Andang Bachtiar mengatakan bahwa Indonesia seharunya mengembangkan eksplorasi dan cadangan hidrokarbon era Mesozoikum, terutama di daerah barat Indonesia ditengah minimnya proyek produksi minyak.

“Kebanyakan emuan di Indonesia bagian barat berasal dari petroleum system yang terdapat pada cekungan Era Kenozolkum yang sering disebut sebagai cekungan Tersier, sedangkan kemungkinan juga pada Era Mesozoikum yang berumur lebih tua itu, namun masih belum banyak dipelajari,” kata Andang dalam Focus Group DiscussionKonsorsium Riset Migas Kelautan seperti dikutip laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, esdm.go.id pada Rabu (07/09/2016).

Menurut dia, keberadaan hidrokarbon menjadi salah satu alternatif terobosan yang menarik, mengingat ditemukannya beberapa bukti lapangan seperti adanya reservoir karbonat di sumur PDM-4 Pertamina di Bekasi dan adanya pre-tertiary batuan black shale pada sumur EMP di Lapangan Gebang, Sumatera Utara.

“Oleh karena itu, survei eksplorasi pada Era Mesozoikum sangat mendesak untuk ditindaklanjuti. Survei untuk eksplorasi Mesozoik di wilayah Indonesia dapat dilakukan secara cepat karena berada di offshore. Selain itu, survei tersebut juga sejalan dengan kegiatan eksplorasi biogenic gas yang memiliki nilai ekonomis karena terdapat pada target yang lebih dangkal,” tambah Andang.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Elnusa, Budhi N. Pangaribuan mengatakan terobosan eksplorasi migas mutlak diperlukan ditengah menurunannya proyeksi lifting minyak.

Dia percaya Indonesia memiliki kapasitas untuk melakukan survei seismik laut, baik dari institusi pemerintah maupun swasta nasional. Masing-masing mempunyai kapabilitasnya dan siap untuk mendukung program konsorsium.

“Bila eksplorasi hidrokarbon era Mesozoikum ini dapat terwujud dalam waktu singkat dengan memanfaatkan sebesar-besarnya aset-aset nasional, maka akan menjadi catatan tersendiri bahwa bangsa ini mampu untuk menyelesaikan masalah ketahanan energi nasionalnya secara mandiri,” ujar Budhi.

Sebelumnya, SKK Migas telah memproyeksikan bahwa tren penurunan lifting minyak akan berlanjut hingga 2020 akibat minimnya proyek produksi migas selama empat tahun kedepan.

Menteri ESDM ad interim Luhut Pandjaitan sebelumnya telah mengajukan asumsi lifting minyak sebesar 780 ribu Bph dalam APBN 2017, namun asumsi tersebut direvisi menjadi 815 ribu bph dan telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. |RZN