ENERGYWORLD – Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia, Ferdinand Hutahaean menilai bahwa prgram listrik 35 GW, memang saat ini dipastikan akan gagal.
“Hingga 2019, sudah luar biasa jika selesai hingga paling banyak 15 GW. Kendala dan hambatan luar biasa banyak dan tidak terselesaikan,” ujar Ferdinand kepada ENERGYWORLD di Jakarta Kamis, (13/10).
Luhut malah membubarkan tim yang dibentuk era Sudirman Said untuk mengawal percepatan proyek ini, lanjut Ferdinand. Alasan luhut menghamburkan APBN padahal tim itu tidak dibayar oleh APBN tapi bantuan hibah dari bank dunia.
Terkait dengan listrik 5000 MW yang bersumber dari EBT sesumgguhnya itu sudah masuk kedalam program 35 GW setelah RUPTL direvisi oleh PLN dan Pemerintah.
“Bahkan kepmennya sudah ada, tinggal menjalankan saja. Tapi karena besarnya faktor kepentingan maka realisasinya jadi belum bisa berjalan,” ujar Ferdinand menyinggung soal rencana adanya listrik 5000 MW yang dicuatkan Plt Men ESDM Luhut.
PLN himgga saat ini belum menurunkan kuotanya dan titik kordinatnya sehingga belum bisa dieksekusi.
“Padahal EBT ini pekerjaan mudah. 5000 MW seharusnya bisa selesai paling lama 2 tahun,”pungkas Ferdinand. |AME