Pemerintah menargetkan kapasitas listrik terpasang pada 2019 akan mencapai 70 ribu Megawatt.
Berbicara di acara “Diskusi Akhir Tahun Ketenagalistrikan: Kinerja 2016 dan Outlook 2017″ di Jakarta, Menteri ESDM, Ignasius Jonan menjelaskan, saat ini tenaga listrik yang terpasang dan dipakai baru ada sekitar 51 ribu MW. “Kita akan tambah sekitar 19 ribu MW, jadi target hingga 2019 bisa 70 ribu MW,” kata Jonan.
Pemerintah telah berkomitmen mewujudkan penyediaan listrikhingga 35 ribu MW dalam jangka waktu 5 tahun (2014-2019). Dalam periode itu, pemerintah bersama PLN dan swasta akan membangun 109 pembangkit, masing-masing terdiri 35 proyek oleh PLN dengan total kapasitas 10.681 MW, dan 74 proyek oleh swasta/Independent Power Producer (IPP) dengan total kapasitas 25.904 MW.
Menurut Jonan, hitungan tambahan 19 ribu MW termasuk cadangan listrik dan berdasarkan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar enam persen hingga 2019.
“Soal asumsi pertumbuhan ekonomi ini, tolong jangan debat sama saya. No body can predict (tidak ada yang bisa memperkirakan). Kalau ekonomi tumbuh enam persen sampai 2019, kebutuhan tambahan listrik 19 ribu MW,” katanya.
Menurut dia, jika kapasitas listrik terus ditambah tentu bagus demi meningkatkan elektrifikasi nasional. Dia mengingatkan agar PLN bisa mengelola listrik atas dasar kebutuhan permintaan dan pembangunan pembangkit, transmisi dan gardu induk tidak memiliki celah yang jauh.
“Nanti kalau gap (celahnya) jauh, orang protes listriknya mati hidup,” katanya.
Sidang Anggota Dewan Energi Nasional ke-19 telah menyampaikan sejumlah rekomendasi untuk pencapaian program pembangkit listrik 35 ribu MW yang pada 2019 diperkirakan hanya mencapai 19.700 MW.
Angka tersebut disepakati dengan referensi pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah mencapai enam persen dan pembangkit yang sudahfinancial closing (pembiayaan pembangunan) pada akhir 2016 mencapai 19.700 MW yang artinya pembangunan pembangkit akan memakan waktu 36 bulan setelahnya. |ANT