ENERGY– Kawasan karst merupakan kawasan rawan bencana. Ini adalah suatu hal yang tidak bisa dipungkiri atau dihindari bahwa kawasan karst adalah kawasan yang rawan bencana kekeringan bukan bencana tanah longsor ataupun yang lainnya, hampir setiap tahun bila musim kemarau tiba sudah dipastikan kawasan ini kesulitan air.
Sementara itu, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) yang diwakili oleh Alexander Frans (yang juga pelaku industri PT Indocement) membahas karst dari berbagai sisi. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan, yakni aspek pemanfaatan (ekonomi), aspek perlindungan (planet), dan aspek kemanusiaan (people).
Berdasarkan RTRW pembukaan pabrik semen masih terbuka. Agar proses pembangunan pabrik semen berjalan lancar maka proses AMDAL dan semua peraturan harus diikuti oleh perusahaan semen. Wilayah KBAK harus benar-benar diketahui dengan pasti sebelum perusahaan semen mendirikan pabrik.
Karst adalah sebuah tipe bentang alam dan juga sebuah tipe akuifer. Wilayah karst dibentuk oleh batuan yang padat namun mudah larut seperti batu gamping, dolomite, gypsum, anhydrite, dan beberapa batuan lain yang mudah larut (International Association of Hydrogeologist). Karst meyimpan air hanya sebentar (low storage), porositasnya rendah, air dalam karst mengalir melalui rongga atau celah.
Tanpa ada rekahan dan rongga, karst sulit menyimpan dan mengalirkan air. Kehadiran tanah di atas batu kapur dapat menahan air lebih lama. Hal ini menguatkan bahwa pemahaman umum bahwa karst menyimpan air adalah pemahaman yang perlu diluruskan.
Aliran airtanah pada karst tidak mengikuti persamaan Darcy, yang umum digunakan dalam aliran airtanah. Sistem aliran air pada karst unik, aliran air dikontrol oleh conduit (rongga) yang membentuk “sungai” bawah tanah. Lubang penghubung resapan (ponor ataupun gua) yang terhubung dengan aliran bawah tanah menjadi hal penting. Keberadaan rongga atau rekahan, dan kehadiran lapisan tanah perlu dipetakkan untuk mengetahui hidrogeologi karst.
Batuan penyusun karst sendiri merupakan batuan yang pada umumnya impermeable (tidak meloloskan air). Konservasi air tanah diupayakan untuk mempertahankan kesediaan airtanah sehingga masih memungkinkan aktifitas dan rekayasa manusia untuk menjamin ketersediaan airtanah.
Upaya/rekayasa dalam konservasi airtanah meliputi mengendalikan pengambilan air tanah. Menjaga resapan atau meningkatkan resapan air tanah di daerah yang terganggu oleh aktivitas manusia melalui sumur resapan, sumur injeksi, waduk, danau resapan, dan rekayasa penambangan sehingga infiltrasi airtanah meningkat.
Bahwa Konservasi Airtanah di Daerah Karst “masih dapat” dilakukan bersamaan dengan aktivitas manusia, seperti penggalian dan perubahan bentang alam, melalui rekayasa konservasi-hidrogeologi. Di antaranya dengan mempertahankan ponor yang berhubungan langsung dengan sistem aliran airtanah, mempertahankan batas level penggalian sekitar 30meter di atas muka air tanah, penggalian model mangkok atau kolam, dan pelapisan dasar tambang dengan material tanah.
Budi Brahmantyo dosen geowisata dan geomorfologi dari ITB menyampaikan presentasi permasalahan atau dilema karst. Dilema karst yaitu pertentangan yang mungkin tidak akan pernah selesai: pembangunan fisik, (memerlukan semen, industri kalsium karbonat, batu alam/marmer, kapur tohor) berhadapan dengan kelestarian lingkungan (sumber daya air, air bersih, flora dan fauna, arkeologis, ilmu pengetahuan, potensi pariwisata, lahan mata pencaharian rakyat non-ekstraktif). Kita harus menentukan kriteria karst mana yang bisa dimanfaatkan.
Cahyo Rahmadi dari Pusat Penelitian Biologi LIPI menyampaikan karakteristik ekosistem karst sebagai penyedia jasa lingkungan. Karst penting karena kaya akan keanekaragaman hayati, spesies yang teradaptasi, endemisitas yang sangat tinggi, habitat spesies langka, dan habitat bagi spesies yang berperan penting sepeti kelelawar. Diakhir presentasi beliau menekankan perlunya penataan kawasan karst untuk pemanfaatan dan perlindungan kawasan dan gua-gua yang penting. |mediatataruang/red