Marwan Batubara, aktivis Politik dan advokasi Sumberdaya Alam, yang juga mantan anggota DPD RI, pada Kamis (5/1) pagi berhasil mempertahankan disertasi program S-3 di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) dengan judul “Pengembangan Model Natural Resources Management Untuk Pengembangan Blok Migas Natuna Timur Guna Mencapai Sasaran Eksploitasi Migas Yang Berkelanjutan”. Marwan dinyatakan lulus dengan nilai Judisium sangat memuaskan.
Marwan Batubara meraih S-1 di jurusan elektro Fakultas Tekni UI pada 1984. Sambil bekerja di PT Indosat, ia menempuh pendidikan S-2 di di Monash University, Melbourne, Australia, dalam bidang studi computing hingga meraih gelar M.Sc pada 1992.
Disertasi Dr. Marwan Batubara di program S-3 Fakultas Teknik UI ini ditujukan untuk melihat permasalahan eksploitasi gas secara komprehensif, meliputi aspek teknis, ekonomi, sosial politik dan lingkungan. Menurutnya, disparitas supply and demand gas di Indonesia terus semakin dalam, yang akan mencapai 5000 MMSCFD pada tahun 2020 dan 8000 MMSCFD pada tahun 2030. Apabila ekploitasi gas Natuna Timur segera dilakukan, maka disparitas ini dapat ditekan sebesar 20% pada tahun 2025.
Untuk dapat direalisasikan, eksploitasi gas ini memerlukan perubahan regulasi bidang Migas yang sudah baku untuk membuat investor tertarik, seperti mengurangi Goverment Take (GT) dan memberlakukan Tax Holiday. Marwan menyarankan pemerintah mengurangi porsinya dari 70:30 menjadi 50:50 dalam pembagian profit dengan investor, serta memberikan tax holiday selama 10 tahun. Hal ini dengan asumsi IRR 12,65% dan NPV >0.
Dari segi sosial politik, Marwan mengatakan bahwa posisi geopolitik strategis Natuna terhadap negara luar dan dekat dengan kawasan konflik Laut Cina Selatan perlu kajian lebih lanjut. Namun, penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan rakyat harus menjadi ukuran yang perlu dihitung serius.
Suatu novelty pada disertasi ini, menurut penguji Dr. Arsegianto dari ITB, adalah perhitungan adanya Petroleum Fund sebesar 25%. (Syahganda/sayangi)