ENERGYW0RLD – Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi menagatakan dalam sampai akhir 2016, terdapat 283 wilayah kerja (WK) migas di Indonesia, terdiri dari 85 WK eksploitasi dan 198 WK eksplorasi.
“Selama 2017, diharapkan 16 proyek fasilitas produksi hulu migas baru bisa beroperasi,” ujarnya dalam twitt bertagar updatemigas yang kicaukan @HumasSKKMigas Dipaparkan bahwa Lifting migas di 2016 melampaui target dalam APBN, Lifting minyak capai 829.200 barel per hari (bph), di atas target APBN sebesar 820.000 bph. Lifting gas capai 6.628 MMSCFD, lampaui target APBN sebesar 6.438 MMSCFD.
“Di tahun 2016, industri hulu lakukan 13 survei Seismik dan 43 pengeboran eksplorasi. Selain itu, industry juga lakukan 227 pengeboran pengembangan, 1.012 kegiatan kerja ulang, dan 38.827 perawatan sumur,”jelas Amien.
Investasi capai US$11,15 miliar di 2016, turun 27% dari US$15,34 miliar di 2015. Penurunan ini masih disebabkan harga minyak. Dengan target APBN 2017 menargetkan lifting 815.000 barel per hari untuk minyak dan 1.150.000 barel minyak ekuivalen untuk gas.
“Tanpa terobosan, produksi di 2050 hanya 83.000 barel per hari untuk minyak dan 221.000 barel minyak ekuivalen per hari untuk gas. Penurunan tersebut tentu mengancam ketersedian energy karena kontribusi migas dalam energi mix Indonesia masih besar,”bebernya.
Amien juga menyampaikan prediksi SKK Migas tentang penurunan produksi migas di masa depan. “Kami meminta industri dan semua staleholders dapat mendukung hulu migas sehingga krisis energi bisa dihindari,”tandasnya. |RZA