ENERGYWORLD – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyebut kekacauan bisnis gas akan menyebabkan pencopotan jabatan, antara dirinya atau pejabat di SKK Migas.
“Saya sudah bilang ke SKK Migas tentang hal ini, tapi masih tetap tidak mengerti. Kalau kelamaan, ya tinggal saya diganti atau Anda (pejabat SKK Migas) yang diganti. Jadi intinya saya minta tingkatkan kualitas dan efisiensi,” kata Jonan ketika menjadi pembicara di Forum Gas Nasional di Jakarta, Rabu (03/05/2017).
“Saya orang yang tidak bisa mengerti kalau biaya produksi naik tapi hasilnya turun. Sama sekali tidak paham,” katanya.
Jonan pun membandingkan cara menghitung biaya produksi migas di negara maju dan Indonesia. Mantan menteri perhubungan tersebut melihat, jika di negara yang lebih maju, sekitar 70 persen dari nilai karyawan masuk dalam hitungan variabel.
Akan tetapi, hal itu tidak dapat dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu, banyak fixed cost yang tidak bisa dikurangi. Kemudian ia mengingatkan, jika memang tidak bisa dikurangi maka jangan sampai produksinya justru turun.
Ia meminta semua proses produksi harus lebih efisien, apa pun modelnya. “Mau gross split atau mau cost recovery tapi efisiensi dari waktu ke waktu harus sungguh-sungguh,” katanya.
Jonan mengingatkan jajaran di bawahnya untuk berbisnis dengan cermat karena yang dikelola adalah aset negara.
“Bisnis ini harus dilakukan dengan cara orang dewasa, jangan seperti membuat prakarya, di mana biaya produksinya mahal namun dijualnya justru lebih murah. Tidak ada bisnis model yang seperti itu,” katanya.
Jonan mengaku telah menjelaskan hal tersebut kepada Presiden Jokowi, namun menurutnya presiden juga tidak memahami hal tersebut.| ANT