Home Ekbiz Corporate IPA 2017, Indonesia Harus Bersaing Secara Global untuk Dapatkan Investasi

IPA 2017, Indonesia Harus Bersaing Secara Global untuk Dapatkan Investasi

649
0

ENERGYWORLD – Konvensi dan Pameran IPA ke-41, secara resmi dibuka oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, didampingi oleh Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar, Dirjen Migas, I Gusti Nyoman Wiratmaja, Kepala SKK Migas Amin Sunaryadi dan Presiden IPA Christina Verchere pada Rabu, 17/5/2017 lalu di Jakarta Convention Center (JCC)-Jakarta

Tema tahun ini  Accelerating Reform to Re-Attract Investment to Meet the Economic Growth Target”. Menggarisbawahi kebutuhan Indonesia akan investasi yang sangat besar untuk melakukan kegiatan  eksplorasi dan mendapatkan sumber migas baru yang kebanyakan terletak di laut dalam, sebelah timur Indonesia.

Upaya lain yang dilakukan adalah penerapan Enhanced Oil recovery (EOR) untuk dapat memaksimalkan nilai keekonomian hidrokarbon yang saat ini diproduksi, di tengah kondisi ekonomi global serta regulasi yang penuh tantangan.

Dalam pidato pembukaannya Christina Verchere kembali menekankan kontribusi signifikan dari industri hulu migas di samping memproduksi energi dan menghasilkan pendapatan bagi negara, “Industri migas dikombinasikan dengan berbagai sektor pendukungnya memiliki efek berganda yang sangat besar bagi ekonomi Indonesia. Karena itu membuat Indonesia menjadi kompetitif dan atraktif bagi investasi harus menjadi prioritas utama pemerintah Indonesia.”

Dalam pemaparannya, Ignasius Jonan, Menteri ESDM berbicara mengenai berkurangnya dana investasi global yang dikarenakan oleh jatuhnya harga minyak dalam 3 tahun terakhir. Perusahaan minyak didorong untuk menjadi lebih kompetitif dan efisien untuk menghadapi situasi bisnis tersebut.

“Tantangan dari industri ini bukan saja biaya operasional. Kita masih harus menghadapi tantangan rendahnya harga minyak global. Industri ini merupakan pendorong utama dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintah terus berusaha untuk melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan kemudahan proses bisnis di Indonesia. Deregulasi dengan cara mengurangi jumlah perijinan serta reformasi birokrasi dilakukan demi untuk mendorong investasi di Indonesia,“ ujar Jonan.

Meskipun kontribusi sektor migas ke kas negara menurun namun tidak dapat dipungkiri bahwa kontribusi industri merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi dan menjadi katalisator perkembangan daerah melalui efek bergandanya.

Sayangnya dampak ekonomi tersebut terhalang oleh beberapa tantangan yang dihadapi oleh industri hulu migas Indonesia, antara lain ketidakpastian hukum, aturan fiskal yang tidak kompetitif, reformasi regulasi (revisi dari Peraturan Pemerintah No.79/2010 dan keekonomian skema gross split), dan biaya investasi yang diakibatkan oleh turunnya produksi minyak, rasio penggantian sumber migas yang rendah, investasi yang lambat dalam infrastruktur gas serta rendahnya minat dalam blok baru yang ditawarkan pemerintah Indonesia.

“Investasi untuk melakukan kegiatan eksplorasi sumber migas baru sangat penting dilakukan demi mencapai ketahanan energi Indonesia di masa mendatang,“ ujar Christina President IPA Christina Verchere

“Hal ini sangat mendesak untuk dilakukan karena Indonesia harus bersaing secara global untuk mendapatkan investasi. Bila Indonesia ingin menarik perhatian perusahaan-perusahaan migas yang kompetitif maka Indonesia harus dapat menawarkan imbal balik yang juga kompetitif.”

“IPA bekerjasama dengan pemerintah akan terus meningkatkan efisiensi industri serta menetapkan prioritas yang dibutuhkan untuk reformasi demi untuk memberikan nilai dan hasil terbaik bagi rakyat Indonesia. Bersama pemerintah, kami akan terus bekerja untuk menarik kembali investasi ke Indonesia demi mencapai target pertumbuhan ekonomi, “ tandas Christina. (dps)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.