ENERGYWORLD – Di Bulan Puasa Belakangan ini PLN mulai rajin. Rajin mematikan listrik. Di depok listrik bisa mati beberapa kali sehari. Malam ini mati lagi, katanya dari jam 10 sampai jam 3 dini hari. Rajin benar PLN ini. Rajinnya semakin terlihat di bulan puasa.
Ada apa? Padahal Listrik di jawa kelebihan pasokan dalam jumlah besar. Tidak dikonsumsi, tapi tetap harus dibayar oleh PLN yang ujungnya dibayar oleh rakyat.
Tarif mahal yang sekarang dibayar oleh rakyat adalah teramasuk untuk membayar listrik yang tidak dikonsumsinya. Wah ini jelas bisnis listrik ini melakukan penjarahan, penipuan dan riba.
Mengapa? Karena aturannya demikian. Dalam skema kerjasama pemerintah swasta di bidang ketenagalistrikan telah ditetapkan dalam bahwa PLN wajib membayar listrik hasil investasi swasta termasuk kelebihan produksinya.
Jadi sekarang rakyat yang mensubsidi listrik, yakni subsidi perusahaan swasta melalui tangan PLN. Dengan skema ini maka otomatis swasta yang investasi di sektor listrik hanya satu kata “UNTUNG”
Itulah penyebab mereka sangat berminat investasi listrik terutama di jawa-bali karena konsumennya jelas, bayarannya jelas dan untungnya gede.
Untuk mendapatkan legitimasi publik maka harus ada kesan kuat bahwa listrik langka dan harus ada investor yang mau menananamkan modalnya.
Oleh karena itu listrik harus rajin di matikan. Ini juga sekaligus agar ada aalasan kuat lagi untuk menaikkan tarif listrik, karena tarif yang ada sekarang belum sesuai dengan harga pasar dan kurang menarik minat investor. Para bandar listrik di sekitar jokowi ingin untung yang lebih besar lagi.
Selain itu mematikan listik juga menjadi dasar bagi menaikkan harga listrik karena dengan harga sekarang untung PLN amat kecil hanya 2,5 persen dari utang PLN. Lah kapan lunasnya utang PLN yang menggunung itu.? Aneh ya utang PLN tambah besar kok pembangkit milik PLN makin sekarat ya.
Sebetulnya ilmu dan kehebatan pemerintahan sekarang adalah kemampuannya menjarah BUMN PLN untuk memperkaya oligarkhi dan taipan. |SALAMUDIN DAENG