EnergyWorld — Slogan Philips terang terus terang Philips, memang bukan isapan jempol belaka. Siapa yang tak kenal lampu bermerk Philips yang kualitasnya sudah jangan diragukan lagi. Namun sayang ternyata tidak seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati penerangan. Oleh karenanya Philips Lighting (EURONEXT Amsterdam ticker), pemimpin global di bidang pencahayaan mengatakan, akan memperluas instalasi pencahayaan LED tenaga surya pada 25 desa yang belum dialiri listrik di seluruh Indonesia sebagai kegiatan CSR yang berkelanjutan.
“Kegiatan CSR yang bernama ” Kampung Terang Hemat Energi” ini telah dimulai sejak tahun 2015 di sembilan desa yang tersebar di tiga kabupaten di Sulawesi Selatan. Saat ini program akan dilanjutkan di beberapa wilayah desa ( +/- 25 desa) seperti Sumatera Utara, Bali Timur, Kalimantan Tengah dan Maluku. Philips Lighting memperkirakan terciptanya 2.886 titik lampu baru, yang berarti hampir sepuluh kali lebih banyak dari jumlah titik lampu yang diciptakan semula di Sulawesi Selatan.” Jelas Rami Hajjar, Country Leader Philips Lighting Indinesia di Jakarta, (2/8/17) kemarin.
Dari data tahun 2016 menunjukkan di Indonesia ada sekitar 12.000 desa yang mencakup lebih dari 30 juta jiwa belum memiliki akses listrik. Desa-desa ini mengandalkan sumber pencahayaan dengan menggunakan lampu templok berbahan bakar minyak dan lilin, sehingga penduduknya rentan terhadap bahaya kesehatan dan. Lingkungan.
Untuk setiap desa terpilih, program “Kampung Terang Hemat Energy” memberikan paket pencahayaan LED tenaga surya Philips yang inovatif, yang terdiri dari: a) Solar Indoor Lighting System lengkap dengan panel surya. b) Philips LifeLight yang 10 kali lebih terang dari lampu minyak tanah dan, c) Solar LED Road Light untuk menerangi jalan-jalan di desa malam hari. Tahun ini, program akan diawali dengan menjangkau enam desa di Sumatera Utara.
“Sejak penemuan pencahayaan tenaga surya, fokus perusahaan adalah untuk meyediakan sistem pencahayaan, di dalam dan di luar ruangan, dengan mengandalkan energy terbarukan alami seperti sinar matahari. Khususnya di negara tropis seperti Indonesia, tentunya memiliki kesempatan besar untuk memanfaatkan tenaga surya sebagai sumber pencahayaan. Pencakupan LED tenaga surya memiliki konsumsi daya yang sangat rendah dan mudah untuk dipasang.’ kata Rami.
Lebih jauh Rami mengatakan bahwa sistem pencahayaan menyimpan tenaga surya di siang hari. Pada malam hari, sistem ini secara efisien mengeluarkan tenaga listrik untuk menyalakan bohlam LED berdaya rendah, baik untuk penggunaan di dalam maupun di luar rumah.
“Program “Kampung Terang Hemat Energi” ini merupakan bukti komitmen kami dalam mewujudkan pencahayaan lebih dari sekedar penerangan bagi masyarakat yang kurang beruntung” imbuh Rami.
Untuk melaksanakan programnya itu Philip Lighting bekerjasama dengan Kopernik sejak tahun 2015, sebuah NGO yang bergerak di bidang teknologi untuk memberdayakan penduduk di desa terpencil. Saat itu Philip Lighting menciptakan lebih dari 300 titik lampu baru bagi sekitar 11.800 masyarakat Sulawesi Selatan. Semua kegiatan itu di dokumentasikan dengan membuat film dokumenter dan pameran karya foto yang dipajang saat launching produk di Jakarta Theter kemarin. | SUN