Karakter sebuah bangsa tercermin dari karakter masyarakat yang hidup pada bangsa itu sendiri. Terciptanya karakter bangsa yang baik akan tergantung pada proses pembangunan karakter masyarakatnya. Demikian pula karakter masyarakat akan baik apabila pembangunan karakter pada setiap individunya baik. Pembangunan karekter menjandi bagian terpenting dalam membentuk pencitraan seseorang, masyarakat dan sebuah bangsa.
Pembangunan karakter seseorang akan berbuah lebih baik apabila dilakukan sejak usia dini (usia keemasan), di usia belum banyak terkontaminasi oleh pengaruh lingkungan yang bersifat negatif. Namun tidak cukup sampai disitu saja, pembangunan karakter mesti dilakukan sepanjang hayat dikandung badan, mengingat karakter seseorang senantiasa dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam diri manusia itu sendiri maupun pengaruh sosial yang terkadang sulit dihindari.
Jika tidak dijaga keseimbangannya maka disadari atau tidak disadari karakter seseorang bisa berubah dari yang semestinya. Disinilah diperlukan usaha-usaha yang signifikan dalam pemeliharaan dan pembangunannya, sehingga keutuhan karakter seseorang, masyarakat atau sebuah bangsa dapat terjaga dengan baik.
Pendidikan yang baik adalah modal utama dalam pembentukan karakter seseorang, karena dengan pendidikan yang baik itu seseorang bisa memahami, memilih dan memilah apa yang semestinya dilakukan. Lantas bagaimana caranya mendapat pendidikan yang baik? Ini tugas bersama, sebagi mahluh sosial harus bahu membahu, bersama dengan pemerintah, swasta atau stakeholder lainnya. Tentu saja banyak cara seseorang atau masyarakat untuk mendapatkan pendidikan, baik lewat pendidikan informal ataupun nonformal.
Di dunia pendidikan, pendidikan seni memiliki fungsi dan peran meningkatkan kreatifitas dan mengembangkan bakat. Seni tak hanya menggunakan perasaan atau intuisi, namun juga logika dan kreatifitas. Perlu digaris bawahi bahwa seni tidak sebatas melahirkan seniman, seni juga dapat meningkatkan multi kecerdasan. Seni menjadikan seseorang lebih kreatif, berkarakter dan memiliki kecerdasan emosional (EQ) yang tinggi.
Memiliki EQ yang tinggi lebih memudahkan seseorang untuk bersosialiasasi. Kemampuan sosialisasinya sangat baik mudah sekali untuk bergaul, menjalin kemitraan dengan orang lain, mendapatkan teman-teman baru, dan masih banyak lainnya. Tentu kemampuan sosial yang bagus seperti ini akan sangat menguntungkan nantinya saat seseorang tersebut sudah mulai berkecimpung di kehidupan yang sesungguhnya.
Kesadaran pentingnya pendidikan seni dalam membangun karakter dan meningkatkan kecerdasan anak-anak di Indramayu tertanam di jiwa Aerli, cucu maestro tari topeng Mimih Rasinah. Berbekal ilmu yang diwaris sang nenek dan pendidikan di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI/ISBI) Bandung, Aerli kembangkan tari topeng bersama Yayasan Tari Topeng Mimih Rasinah di sanggarnya dan sekolah-sekolah. Sebanyak 7 sekolah (SD, SMP dan SMA) dan 7 desa di Pekandangan, Kec. Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat mendapat pendidikan gratis dari Aerli dan Sanggar Tari Topeng Mimih Rasinah.
Selain berbagi ilmu tari topeng dan musik, Aerli bersama timnya, juga kembangkan pelatihan membuat kerajinan tangan, oleh-oleh khas Indramayu. Dari kegitan itu diharapan masyarakat sekitar bukan semata mahir dalam membuat pruduk kreatif, namun dari produktifitas buah tangannya mampu tumbuh kembangkan nilai ekonomi yang dapat tingkatkan kesejahteraan para pelakunya.
Apa yang dilakukan Aerli dan Sanggar Tari Topeng Mimih Rasinah, tentu saja tidak sendiri. Campur tangan dari berbagai pihak membuat program yang digulirkannya lebih terarah dan dapat dirasakan manfaatnya bagi orang lain. Saat di hubungi, Aerli menyebutkan, apa yang ia cita-citakan dapat berbagi ilmu pada yang lain sekaligus menjaga nilai-nilai luhur yang diwariskan (Tari Topeng) sang nenek, katanya tidak lepas dari bantuan pihak lain, salah satunya bantuan moril dan material dari PT. Pertamina EP pada tahun 2016-2017.
“Berkat bantuan dari Pertamina, program pendidikan tari topeng ke sokolah-sekolah, pelatihan gamelan dan pembinaan kelompok perajin topeng dan usaha kreatif lainnya, dapat dirasakan hasilnya baik oleh kami maupun masyarakat disekitar sanggar kami,” kata Aerli, Selasa (31/10/2017) saat dihubungi lewat telepon.
Aerli juga menyebutkan, sedikit demi sedikit saat ini dapat merenovasi sanggar. Selin itu merekapun dapat sokongan pada perhelatan budaya ke Jepang beberapa bulan kebelakang. Semua ini karena tidak lepas dari bantuan beberapa pihak dan Pertamina lewat salah satu program CSR PEP Asset Jati barang Field, yaitu program pelestarian kebudayaan dengan tajuk “Pendidikan Karakter dan Pelestarian Budaya Tari Topeng melalui Kearifan Lokal”.
Atas kegigihan kembangkan pendidikan dan pelestarian budaya local, Aerli mendapatkan penghargaan Pertamina Award 2016 dalam kategori Local Hero Pertamina Cerdas. Namun Aerli tidak puas sampai di penghargaan. Kedepan, ia berharap dapat berbagi ilmu dengan tujuan membangun karakter anak bangsa lewat pendidikan seni tari topeng tidak sebatas yang telah dilakukan.
“Kedepan tidak hanya 7 sekolah dan 7 desa binaan. Semoga saja seluruh sekolah di Indramayu bisa mendapatkan pendidikan tari topeng dari Yayasan Tari Topeng Mimih Rasinah,” pungkas Aerli.***(Hermana HMT)