ENERGYWORLD.CO.ID – Direktur Pengolahan Pertamina Toharso Ditantang Teddy Syamsuri inilah buntut kasus dari Kilang Balikpapan.
Sdr. Toharso, Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero). Kendati file dialog Anda dengan Bung Yusri Usman sudah cukup lama via WA pada 13 September 2017. Kami yang pendiri eSPeKaPe (Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina) mengingatkan Anda hal eksistensi Pertamina, dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sebab itu jangan sekali-kali mengabaikan andai ada masukan dari anak bangsa siapapun itu sebagai suara rakyat yang hakiki dan dijamin oleh konstitusi negara.
Bersyukur masih ada anak bangsa yang memberikan masukan dan menyuarakan tanpa perlu Anda geram apalagi berang. Hal anda lebih pintar dengan yang memberi masukan, karena memang anda digaji oleh rakyat untuk kompetensi pekerjaannya. Apakah anda ahlinya, Wallahualam bhisowab. Yang pasti di Balongan memang telah terjadi, dan kali ini terjadi lagi di Balikpapan.
Jadilah pejabat tinggi di Pertamina yang mau menerima masukan dari publik. Sebab tidak pernah ada diri sendiri menyalahkan dirinya terkecuali datang dari orang lain. Janganlah jumawa, karena jaman milenial sekarang ini keterbukaan dan kejujuran sangat diapresiasi, bukan dengan ketertutupan apalagi ada kesan kesombongan.
Silahkan berhubungan dengan saya, Teddy Syamsuri di kontak person atau WA 081212229578. Terimakasih. Salam Takzim.
Kira-kira itulah surat terbuka Teddy Syamsuri kepada Pengolahan Pertamina Toharso.
Sebelumnya memang Yusri Usman menulis abhwa GM Pertamina Balikpapan sekarang Togar MP adalah orang yang tidak capable alias (bermasalah), dulu saat Turn Around (overhaul/shutdown) Pertamina Balongan juga bermasalah gara gara dia yang jadi Manager Turn Around nya, sehingga Turn Around (shutdown) nya terlama di Pertamina dan sangat merugikan Pertamina akibat tidak berproduksinya Pertamina Balongan untuk beberapa bulan.
Dan ketika dia menjabat Manager Turn Around Pertamina Pusat, dia telah mengirimkan Pensiunan Pertamina untuk dipekerjakan di Pertamina Dumai tanpa memeriksa dahulu kesehatan di RSPP, akibatnya saat itu ada yang meninggal dunia.
Koq orang yang bermasalah seperti itu baru-baru ini diangkat jadi GM Pertamina Balikpapan.
Siapakah orang dibalik Togar MP?
Asal tau saja , pada tahun 2008 Direktur Pengolahannya adalah Ibu Rukmi Hadi Hartini, beliau sangat tahu kejadian Turn Around Pertamina RU VI Balongan yang gagal total dan berdampak sangat merugikan Pertamina, karena lamanya berhenti berproduksi, lebih dari kewajaran karena selalu Pertamina Turn Aound kurang dari 60 hari.
Silahkan Bu Rukmi diwawancarai, bahkan GM Pertamina RU VI Balongan yang seharusnya promosi dibatalkan karena Kasus tersebut.
Pertamina rugi Rp 17 milyar/hari akibat delay-nya Turn Around yang delaynya sampai berganti tahun (berbulan2). Semua orang Pertamina Pengolahan tahu tentang hal tersebut.
Coba saja ditelusuri kejadian Turn Around RU Balongan tahun 2008, apakah benar jauh meleset dari jadwal? Dan apakah benar akhirnya untuk pasokan BBM Jakarta saat itu harus impor BBM yang jumlahnya lebih dari seharusnya?
Pertanyaan soal pengangkatan sdr Togar MP sudah pernah saya pertanyakan alasan pertimbangannya kepada Direktur Pengolahan Pertamina Toharso pada tanggal 13 September 2017 via media whatsapp, dan jawabannya saya lampirkan.
Sekarang kita menyaksikan hasil kerja GM Pertamina Kilang Balikpapan yang sudah menimbulkan korban manusia meninggal 5 orang dan banyak korban lainnya, belum termasuk korban biota laut sebagai sumber makanan dan parahnya kerusakan lingkungan, serta ruginya Pertamina akibat kilangnya tidak beroperasi normal dan kehilangan banyak minyak mentah.
Contohnya dalam RDP antara Pertamina RU V Balikapan dengan anggota DPRD komisi III di DPRD Balikpapan tanggal 5 April 2018, GM Pertamina Kilang Balikpapan Togar MP menyatakan bahwa, “Pertamina tidak memliki alat deteksi untuk mengendus kebocoran pipa minyak,” Aneh tidak ya?
Sementara ada pejabat Pertamina diduga melakukan kebohongan publik ketika bencana bocornya minyak berselamak diperairan teluk Balikpapan mengatakan bahwa sumber bencana itu bukan dari minyak Pertamina. Demikian tulisan Direktur Eksekutif CERI
Yusri Usman
Tulisan 7 April 2018 itu Tembusan disampaikan kepada Yth
1. Menko Kemaritiman RI
2.Menteri ESDM
3.Menteri BUMN
4.Direksi Pertamina
5. Sdraku Wartawan media cetak, electronik dan Online.
Yang menarik lagi: Ada satu dialog tulisan File tanggal 13 September 2017 yang disebut Teddy yaitu WA Yusri Usman dan Taharso isinya:
Selamat pagi, ini dari siapa ya…
Maaf, bila ini dari orang atau pekerja Pertamina, tolong sebutkan namanya.
Bila ini dari orang luar, maka sebaiknya tidak perlu berkomentar, karena yang tahu tentang kilang tentunya orang Pertamina sendiri, orang Pengolahan.
Mohon maaf juga, saya tidak tahu, komentar tentang GM RU Balikpapan seperti ini ditujukan kepada siapa?
Kalau ditujukan kepada saya, maka saya akan menanggapi.
Tapi bila bukan ditujukan kepada saya, maka alangkah tdk santun kalau saya menanggapi.
Anggaplah wa ini ditulis oleh orang atau pekerja pengolahan. Maka mestinya mengetahui kebijakan Pengolahan saat ini, yakni Sampaikan Pendapat apa saja dengan Jujur, Tulus, Amanah dan terbuka untuk kemajuan Perusahaan. Bukan maaf “menyampaikan yg mengandung Fitnah”. Maaf kami tdk akan menerima fitnah.
Untuk itu, tolong sebutkan namanya, bagiannya, apa ide atau gagasannya, apa pengalamannya, apa saja yg sudah diberikan ke perusahaan, apa kelebihan anda dibanding pekerja lain. Kirimkan ke kami, Direktorat Pengolahan, Pertamina Kantor Pusat Jakarta. Nanti kami panggil/undang ke Jakarta dan kita diskusikan SECARA TERBUKA. Bila idenya baik dan bisa diterapkan, kita akan segera tetapkan.
Salam untuk keluarga anda.
Demikian semoga bermanfaat.
Salam hormat
Toharso
Direktorat Pengolahan
Kantor Pertamina Pusat
Jika melihat sejumlah ungkapan diatas maka silakan simpulkan kasus Kilang Balipapan ini sangat bisa jadi agak rumit, apakah tidak terbuka dan juga mungkin di jujur dalam peristiwanya. Jadi silakan publik menilai? |AHM/EWINDO