Home Uncategorized Daripada Sofyan Basir EKAPEKA Lebih Jagokan Iwan Ratman Jadi Dirut Pertamina

Daripada Sofyan Basir EKAPEKA Lebih Jagokan Iwan Ratman Jadi Dirut Pertamina

844
0

ENERGYWORLDINDONESIA – Nama Iwan Ratman pada tahun 2014 sempat menjadi pemberitaan media masa dan disebut-sebut sebagai kandidat terkuat dalam bursa calon menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di kabinet Jokowi-JK. Saat itu Jumat, (10/10/2014) nama Iwan Ratman dipandang mumpuni serta memiliki track record yang luas di bidang energi dan memiliki pemikiran yang sangat nasionalis dalam hal dunia perminyakan. Makanya pos Menteri ESDM saat ini sempat menyebut nama Iwan Ratman. Meski saat itu Iwan sendiri berkomentar, “Jabatan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merupakan hak prerogatif presiden. Karenanya siapa pun yang diberi amanah untuk menyandangnya, tidak boleh lari dari kepercayaan yang sudah diberikan.”
Konsep saat itu Iwan menyatakan bahwa dirinya akan melakukan 7 Program Revolusi Energi Indonesia agar bangsa ini terhindar dari krisis energi serta dapat mencapai kedaulatan energi. Program tersebut pertama, solusi tanpa menaikkan harga BBM bersubsidi pada awal pemerintahan serta program pengurangan konsumsi BBM bersubsidi secara bertahap dan konsisten. Kedua, program pengembangan energi baru dan terbarukan guna mencapai proporsi 17 % dalam bauran energi. Ketiga, program peningkatan produksi migas nasional. Keempat, program pemberantasan mafia migas. Kelima, program menjadikan Pertamina sebagai World Class Energy Company. Keenam, program penyediaan tenaga listrik nasional dan Ketujuh program peningkatan nilai tambah produk tambang.

Program ideal dan bagus yang disodorkan Iwan ini luar biasa, berita beberapa media menyebut, mayoritas publik memilih Iwan karena dianggap memiliki segudang rekam jejak (track record) dan pemikiran-pemikirannya yang  nasionalis. Ia bercita-cita agar industri migas dan Sumber Daya Alam (SDA) di negeri ini bisa dikelola dengan baik dan dikuasai oleh bangsa Indonesia sendiri.

Iwan sendiri tergolong dalam kalangan profesional murni dengan usia masih  mudah dibawah 50 tahun  masih muda dan energik, berpengalaman kerja di perusahaan migas nasional Pertamina serta perusahaan asing (Gulf dan Conocophillips), baik di dalam dan luar negeri seperti di Shell Brunei dan Amsterdam serta Total Internationale Paris Perancis). Kini Iwan CEO & President at PT. Petro T&C Internasional, sempat VP Operations Support at SKK Migas and Executive Specialist Deputy of Operation at BPMigas pernah di PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION. 
Saat itu Iwan memandang pos menteri ESDM harus diisi oleh pribadi yang mencintai Indonesia secara total dan bukan semata jabatan politis.

“Nasionalis, pemberani, berada selalu dalam denyut nadi rakyat, doktor di bidangnya, kemampuan teknis di atas rata-rata, pengalaman kerja paripurna dari sektor hulu sampai hilir migas, kredibilitas dan integritasnya diakui di dalam dan luar negeri, punya komitmen untuk mengabdi kepada bangsa dan negara dalam rangka menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat di bidang energi melalui revolusi energi, dan mampu membawakan bangsa ini terhindar dari kriris energi,” urainya.

Iwan Ratman memiliki cara pandang tersendiri dalam mengatasi krisis energi yang 15 tahun ke depan diprediksi sumber energi di Indonesia perlahan berkurang sehingga bangsa Indonesia perlu memberdayakan energi alternatif dari sumber-sumber yang sifatnya konvensional.

Baca: Apa Sofyan Basyir Akan Jadi Dirut Pertamina? ESPEKAPE Pertamina Menolaknya….

PERTAMINA SATU

eSPeKaPe (Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina), hari ini Sabtu 21 April 2018 menyatakan bahwa eSPeKaPe menolak jika Sofyan Basir Jadi Dirut Pertamina Pengganti Ellia Massa Manik.

Menyusul RUPS-LB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) PT Pertamina (Persero) pada 20 April 2018 memutuskan pemberhentian Ellia Massa Manik selaku Direktur Utama Pertamina dan mengangkat Plt Dirut Pertamina Nicke Widyawati yang Direktur SDM, muncul isu Dirut PLN Sofyan Basir digadang-gadang akan menjadi Dirut Pertamina definitif.

Ketua Umum eSPeKaPe, Binsar Effendi Hutabarat langsung menyampaikan pernyataan sikapnya menolak jika Sofyan Basir didapuk menjadi Dirut Pertamina.

“Sudah pasti kami selaku stakeholders Pertamina karena telah ikut membangun, membesarkan dan memajukan perusahaan tak akan sudi Pertamina dipimpin oleh Sofyan Basir yang Dirut PLN tersebut,” katanya dengan dalam rilis yang redaksi terima (21/4/2018).

Binsar Effendi cermati sejak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah masuk gelar perkara pada awal Februari 2018 dan setelah pada 25 Januari 2018 Sofyan Basir diperiksa KPK sebagai saksi. “Kasus dugaan mega korupsi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang berpotensi merugikan negara sekitar Rp 130 triliun akibat kejahatan mark up proyek sewa 5 kapal turbin apung milik Kapowership Zeynep Sultan asal Turki yang disewa untuk 5 tahun sejak 2015 sampai 2020 dan kerugian negara bisa mencapai Rp 18,7 trilliun, jelas melibatkan Sofyan Basir selalu yang menetapkan kontraknya,” jelasnya.

Dari akibat dugaan korupsi mark up proyek PLTD tersebut, lanjut Ketua Umum eSPeKaPe, telah dibuktikan jika keuntungan PLN tahun 2017 merosot hingga Rp 17 triliun.

“Ini adalah fakta jika langkah-langkah yang ditempuh Sofyan Basir selaku Dirut PLN tidak mencerminkan semangat Presiden Jokowi dalam melakukan efesiensi keuangan negara,” ketus Binsar Effendi.

Pemborosan atas sewa 5 kapal apung asal Turki itu, imbuh Binsar Effendi bisa mencapai Rp 7,9 triliun perunitnya. “Jika kelakuan yang seperti ini kemudian dipakai jadi Dirut Pertamina, jelas sangat membahayakan dan program kebijakan Presiden Jokowi menetapkan harga BBM sama di pelosok tanah-air bisa terganjal bahkan bisa jadi gagal. Tentu kami, eSPeKaPe wajib menyuarakan penolakan dan memungkinkan untuk menyurati kepada Presiden Jokowi akan hal ini,” terangnya.

Bisa saja eSPeKaPe menyampaikan saran kembali kepada Presiden Jokowi agar memenuhi usulan terdahulu untuk menggantikan Dwi Sutjipto selaku Dirut Pertamina kepada DR Iwan Ratman, yang siap menawarkan sistem kontrol serta komitmennya atas manipulasi dan mafia migas.

“Akan menyampaikan saran kepada Bapak Presiden Jokowi agar berkenan memilih Dr Iwan Ratman untuk menjadi Dirut Pertamina pengganti Ellia Massa Manik. Ketimbang Bapak Presiden memilih Sofyan Basir yang akan bisa merongrong kemajuan Pertamina,” pungkas Ketua Umum eSPeKaPe Binsar Effendi Hutabarat.

Dalam Hal Pertamina Satu ini memang bahwa muatan politik sangat kental Direktur Eksekutif Energy Watch Ferdinan Hutahean mengataan pada Pertamina memang berat dan ini karena kebijakan politis tinggi. “Sangat kiuat politisnya jadi jabnatan di Pertamina panas,” ujar Ferdinand kepada penulis.

Sementara Fahmy Radhi pengamat Ekonomi Energy UGM menilai bahwa Elia Massa memang harus mundur sebaiknya. Elia itu sangat pantas diganti, selain sering mengeluh, cenderung membangkang dalam menjalankan BBM penugasan.

“Manuver-manuver Elia Masa antara lain  kelangkaan BBM dan Penaikan harga Pertalite, cukup membahayakan yang berpotensi menimbulkan keresahan dan kegaduhan serta memicu inflasi. Teralhir, Elia seolah cuci-tangan terhadap tragedi kebocoran pipa Balik Papan, yang sudah membawa korban. Mestinya, Elia dengan jantan mengundurkan diri sebelum dicopot,”  ujar Fahmy Radhi dilansir media EnergyWorld.co.id  Jumat 20 April 2018.

Bahwa Fahmy menyebut Nicke pas sebagai untuk Direktur Utama pantas dipertimbangkan sebagai Dirut Pertamina definitif sah saja. Karena Nicke punya pengalaman sebagai eksekutif handal sebelumnya, baik di Perusahaan Swata Asing, maupun PLN, yang akan sangat mendukung dalam menahkodai Pertamina, lanjutnya.

Meski baru beberapa bulan di Pertamina, Nicke lah yang berhasil mewujudkan Holding Migas, yang sebelumnya terkatung-katung.

“Penunjukan Nicke sebagai Plt Dirut merupakan indikasi bahwa pemegang saham merestuinya sebagai Dirut Pertamina definitif. Tinggal selangkah lagi bagi Nicke untuk menjadi Direktur Utama Pertamina,” tandasnya.

Kembali ke ESPEKAPE yang mendukung Iwan Ratman ini juga jadi pertimbangan khusus sebab Iwan Ratman oarngnya seperti dengan BJ Habibie yang rela menanggalkan jabatan dan honor tinggi di luar negeri demi mengabdi di tanah airnya sendiri. Sebagai contoh saat itu Iwan dipanggil oleh negara dia tinggalkan gaji yang tinggi masuk ke SKK Migas. Karena mungkin ketulusan serta harga yang ia bayar, harusnya kalau di luar negeri gajinya 4 x lipat dibanding di SKK Migas. Sebagai orang yang pernah jadi orang Indonesia yang jadi pucuk pimpinan di perusahaan asing, kemampuan Iwan Ratman dalam bidang energi sudah sangat terukur dibanding kandidat lainnya. Sisi lain, Iwan pun tergolong sosok non partisan melainkan profesional murni di bidangnya.

Jadi kalau dukungan ESPEKAPE ke Iwan Ratman ini menurut saya memang kuat dan ia menguasai masalah energi secara konsep maupun secara teknik, selain dia masih muda. Yang jelas dia mempunyai pengalaman internasional. Jadi siapa yang kuat Iwan, Sofyan atau Nicke sendir yang masuk di Pertamina Satu kita lihat nanti. | AHM/EWINDO

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.