Home BUMN eSPeKaPe: Hidup 56 Ribu Pensiunan Pertamina Makin Menderita

eSPeKaPe: Hidup 56 Ribu Pensiunan Pertamina Makin Menderita

625
0
istimewa
Gedung Pertamina/ ist

ENERGYWORLD.CO.ID – Sepanjang Dana Pensiun Pertamina (DPP) yang membayar uang manfaat pensiun (MP) Pertamina sekitar 56 ribu orang dibawah Presiden Direktur (Presdir) DPP Adrian Rusmana pengganti M Helmi Kamal Lubis yang mengundurkan diri pada 15 Januari 2016, kehidupannya para pensiunan bukan membaik malah memburuk dan semakin menderita.

Keluhan pensiunan Pertamina yang merupakan perusahaan plat merah dan masih dibanggakan oleh negara ini, dalam rilis Ketua Umum eSPeKaPe (Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina) Binsar Effendi Hutabarat yang disampaikan kepada pers (18/5/2018) sangat memprihatinkan karena menjadi hidup tak layak bagi kemanusiaan.

“Dari kajian eSPeKaPe, sebagian besar pensiunan Pertamina pada 2010 masih banyak yang menerima MP dibawah Rp 2 juta perbulannya,”katanya.

Hal ini juga karena terdongkrak oleh kenaikan MP pada 1 Desember 2003, dan bersyukur saat Helmi Lubis mengurus DPP menaikkan MP sebesar Rp 300 ribu pada September 2015. “Tapi pada realitanya masih banyak juga pensiunan Pertamina yang menerima MP dibawah Rp 2 juta” beber Binsar Effendi yang menjadi Panglima Komando Gerakan Spirit ’66 Bangkit (GS66B) ini.

Kenaikan MP saat DPP diurus Helmi Lubis yang pada periode 2013-2015 dari kegiatan penempatan investasi pengelolaan DPP membeli saham di PT Pertamina Elnusa Tbk (ELSA), PT Sugih Energy Tbk (SUGI), PT Hanson International Tbk (MYRX) dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk (KREN) digelontorkan investasinya sebesar Rp 1,3 trilyun.

Menurut data yang diperoleh untuk investasi DPP di ELSA saja mestinya sudah meraih nilai untung. “Tapi Pendiri DPP eks officio yakni Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Ellia Massa Manik yang sudah diberhentikan memerintahkan Adrian untuk menjual saham di ELSA dengan harga awal saat membelinya ke Pertamina. Maka laba investasi di ELSA menjadi raib begitu saja” ujar Binsar Effendi yang juga Ketua Dewan Penasehat Laskar Merah Putih (LMP) seraya menyebutkan jika Ellia Massa Manik adalah juga mantan Dirut Elnusa sebagai pihak penjual saham ELSA ke DPP.

Ketua Umum eSPeKaPe menilai jual saham ELSA yang dilakukan oleh Presdir DPP Adrian Rusmana karena diperintah oleh Dirut Pertamina Ellia Massa Manik selaku Pendiri DPP eks officio bisa saja dipahami meski perlu diusut juga hal laba investasi DPP di ELSA yang menjadi raib begitu saja.

Baru-baru ini KREN yang juga ada investasi DPP dengan membeli saham Rp 155 perlembar dengan investasi senilai Rp 128 milyar pada Agustus 2015, berhasil meraih ‘Investor Awards 2018’ dengan predikat ‘Top Performing Listed 2018’ karena kinerjanya unggul diantara 573 emitmen yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) per Maret 2018. KREN pada kuartal I tahun 2018 itu mencatat laba Rp 119 milyar.

Sebelumnya harga saham KREN saat dibeli Agustus 2015 Rp 155 perlembar saham dan terdongkrak naik menjadi Rp 350 perlembar saham dengan nilai Rp 289 milyar, harusnya DPP bisa raih laba Rp 171 milyar.

“Dan jika dilihat pada kuartal I 2018 KREN mencatat laba Rp 119 milyar, maka hitungan laba investasi DPP pada KREN senilai Rp 280 milyar” katanya.

Jika hitungan laba investasi DPP menanam saham di KREN senilai Rp 280 milyar, menurut Ketua Umum eSPeKaPe bisa menaikkan uang MP untuk setiap seorang pensiunan Pertamina sebesar Rp 300 ribu bahkan bisa menjadi Rp 400 ribu perbulan dengan mengeluarkan dana DPP yang diambil dari laba investasi sebesar Rp 268 pertahun. “Masih tersisa Rp 12 milyar dari laba investasi DPP di KREN pertahun” tambah Binsar Effendi.

Tapi didapat informasi Presdir DPP Adrian Rusmana justru saat saham KREN seharga Rp 350 perlembar yang nilainya sudah mencapai Rp 289 milyar dari pembelian awal Agustus 2015 senilai Rp 128 milyar, saham DPP di KREN katanya saat itu dijual oleh Presdir DPP Adrian Rusmana.

“Dari akibat dijualnya saham DPP di KREN oleh Presdir DPP Adrian Rusmana, tentu tidak bisa lagi berharap 56 ribu pensiunan Pertamina adanya kenaikan MP. Mungkin juga soal tunjangan hari raya (THR) apa ada atau tidaknya untuk lebaran tahun ini, belum juga terkonfirmasi” lanjut Binsar Effendi.

“Kepada Presdir DPP Adrian Rusmana diminta klarifikasi soal dijualnya saham DPP di KREN secara terbuka, siapa yang memerintahkannya untuk dijual sehingga nasib pensiunan Pertamina terus terpuruk. Dan kepada Plt Dirut Pertamina Nicke Widyawati yang juga Pendiri DPP eks officio untuk meminta pertanggungjawaban Presdir DPP Adrian Rusmana atas penjualan saham KREN sehingga nilai laba investasi DPP menjadi raib. Termasuk minta Plt Dirut Pertamina untuk memperhatikan kehidupan pensiunan Pertamina agar hidup layak bagi kemanusiaan”, pungkasnya. |AD/EWINDO

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.