ENERGYWORLD.CO.ID – Berbekal komitmen eSPeKaPe (Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina) untuk kawal Pertamina harga mati atas pertimbangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) inilah satu-satunya yang mengemban amanat Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 ( UUD 45) serta adanya kewajiban dan tanggung jawab moral untuk menyelamatkan Pertamina karena mengingat jasa-jasa almarhum Prof DR H Ibnu Sutowo sebagai founding fathers dan Direktur Utama (Dirut) yang pertama di Pertamina agar tidak dibajak oleh para mafia minyak dan gas bumi (migas) dan menjadi bancakan dari elite politik.
Dalam rilisnya kepada pers hari ini (3/6/2018), Ketua Umum eSPeKaPe Binsar Effendi Hutabarat senantiasa memanjatkan do’a agar DR Ir H Iwan Ratman, MA. PhD. yang jebolan Universitas Diponegoro (Undip) tahun 1990, The University of Texas at Austin (1999), Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 2002 dan Universiti Teknologi Malaysia (UTM) tahun 2009, ditetapkan menjadi Dirut PT Pertamina (Persero) definitif oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Ketua Tim Penilai Akhir (TPA).
Menurut Binsar Effendi yang Panglima Gerakan Spirit ’66 Bangkit (GS66B), pengalaman Iwan Ratman (IR) dibidang migas sudah 27 tahun, baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang menguasai persoalan migas dari hulu sampai ke hilir. “Selain ahli migas dan energi, Iwan Ratman yang mantan Deputi Operasi SKK Migas dan kini menjabat President Petro TC International adalah sosok profesional murni dan non partisan,” beber Binsar.
Iwan Ratman imbuh Binsar Effendi yang juga Ketua Dewan Penasehat Laskar Merah Putih (LMP), “Disamping dia menguasai bahasa daerah seperti daerah Aceh, Batak, Minang, Sunda dan Jawa. Dia juga menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris, Perancis, China, Rusia, Belanda dan Jepang,” jelasnya.
Setelah menjabat Senior Process Engineer Pertamina Bontang Kalimantan Timur, Iwan Ratman bekerja di Top 10 International Oil Companies seperti bekerja dalam Management Gas and LNG Process TOTAL, Head of Division LNG Process Technology SHELL Brunei, dan Manager Gas Marketing ConocoPhillips. “Namun karena jiwa nasionalismenya begitu kuat apalagi sempat jadi pengurus FKPPI Jawa Tengah dan tidak berpolitik praktis, sangat tepat jika kemampuan yang sudah teruji dan terukur dengan bukti banyaknya sertifikat profesi dan penghargaan kerjanya untuk dipilih menjadi Dirut Pertamina definitif” beber Binsar Effendi.
Ada yang eSPeKaPe pegang statemen Iwan Ratman seperti akan usahakan keuntungan bersih Pertamina minimal US$ 4 milyar pertahun setara Rp. 56 triyun pertahun.
“Jika tidak tercapai, dia siap mundur dan tak usah di copot seperti dirut yang sudah sudah. Ini kan jelas bentuk dari integritas Iwan Ratman yang akan bisa menjamin Pertamina menuju energi kelas dunia. Terlebih lagi dia dengan tegas berjanji akan memberantas mafia migas ke akar-akarnya” tutur Ketua Umum eSPeKaPe yakin.
Meskipun semua berpulang pada hak prerogatif Presiden Jokowi, banyaknya pertanyaan siapa yang disarankan oleh eSPeKaPe setelah nama Dirut PT PLN (Perseroan) Sofyan Basir ditolak, nama mantan Dirut Pertamina Trading Limited (Petral) Hanung Budya Yuktyanta juga ditolak karena diduga dekat dengan mafia migas.
“Nama Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Pertamina Nicke Widyawati dan nama I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra yang Dirut Pelindo III, yang keduanya juga kami tolak. Mohon jangan salahkan kami jika bukan nama Iwan Ratman yang Presiden Jokowi tetapkan,” tegasnya
Dengan banyaknya penugasan dari pemerintah, Pertamina ke depan sebaiknya berada di tangan dirut yang berintegritas tinggi, nasionalisme kuat, profesional murni dan non partisan.
“Jangan lagi berspekulasi yang justru akan mengulangi lagi kekeliruan yang sama. Demikian ini bukan ingin mempengaruhi Presiden Jokowi, tapi dan sejatinya hanya ingin agar Pertamina kembali pada jatidirinya sebagai pengemban amanat konstitusi,”pungkasnya. |AHM/EWINDO
