Home Energy Produksi Turbin PLTMH di Cihanjuang Cimahi Omzetnya Menurun

Produksi Turbin PLTMH di Cihanjuang Cimahi Omzetnya Menurun

1508
1
foto Mang Her

ENERGYWORLD.CO.ID – Perkembangan tiga tahun kebelakang sampai pertengahan 2018 ini pesanan turbin kepada Cihanjuang Inti Teknik (CIT) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) semakin menurun. Kondisi ini berdampak pada pengembangan pembangkit listrik bersekala kecil yang dilakukan oleh usahanwan yang bergerak dilevel UKM. Para pekerjanya sebagian mulai dirumahkan dan tidak menutup kemungkinan usahanya terancam gulung tikar. Dimikian dikatakan Eddy Permadi pemilik CIT saat ditemuai di lokasi usahanya (16/7/2018) di jalan Cihanjuang Kota Cimahi, Jawa Barat.

Dalam kembangkan usahanya, CIT sudah mampu memproduksi peralatan pembangkit listrik  mencakup peralatan turbin listrik, alat kontrol (panel) listrik sampai generatornya dengan memanfaatkan sebanyak mungkin komponen lokal. Pruduk yang dihasilakannya terbilang berkualitas dan mampu bersaing dalam segi harga.

Eddy Permadi yang merintis usaha PLTHM sejak tahun 2000, mulai mengeluhkan atas perhatian pemerintah yang semakin berkurang. Ia menyebutkan sampai pertengahan tahun 2018 belum satupun dari pemerintah atau yang mewakilinya pesan pembuatan turbin PLTHM kepadanya.

Ia menyadari bahwa pengembangan energi listrik di Indonesia terutama yang bersekala kecit tidak hanya menggunakan mikro hidro, namun pembangkit listrik tenaga angin dan surya juga sama-sama dikembangkan. Mengingat ketiga hal itu sangat memungkin diterapkan di Indonesia yang memiliki potensi wilayah sangat beragam.

Melihat kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lambat beranjak dan tidak stabil, Eddy merasa pesimis usaha ketenagalistrikan miliknya akan langgeng. Sumber daya manusia yang ada mulai berkurang dan berdampak pada penguasaan teknologi yang makin melemah.

“Berguguranya SDM, kita semakin tidak kuat kembang teknologi ketegalistrikan yang semakin maju. Sekarang usaha kami masih bisa bertahan karena ada usaha lain yang menopang. Usaha bandrek hanjuang itulah yang masih bisa menopang kami,” keluh Eddy.

Tahun 2018 ini, CIT masih mengerjakan pembuatan turbin PLTHM, tapi sebut Eddy yang sedang dikerjakan adalah lanjutan pekerjaan tahun sebelumnya. Pesanan baru dari pihak swasta ada, namun katanya tidak banyak dan tidak memenuhi biaya hidup karyawan untuk satu tahun.

Meski demikian kunjungan ke CIT dan laboratorium PLTHM masih banyak, Eddy merasa bangga tempatnya senantiasa dikunjugi para pemerhati dan peneliti energi listrik mikro hidro sekaligus menjadi wisata pendidikan bagi para pelajar. Bahkan dari Jepang paska bencana gempa bumi yang mengakibatkan pembakit listik tenaga nuklirnya terganggu dan cukup membahayakan bagi kehidupan masyarakat disekitarnya, pernah datang melakukan riset dan konsultasi tentang pengembangan PLTMH yang dikembangkan CIT. Selain itu pihak mereka pesan  satu buah turbin pembangkit dari CIT. Paska bencana itu mereka mulai kembangkan sumber energi lain, dan menamankannya energi alam.

“Mereka mencari mitra dengan negara-negara di Asia dan datanglah ke Indonesia, ke Cihanjuan (CIT). Kami pun di ajak survai ke Jepang, dan beberapa tenaga ahli dan turbin dari kami dikirim ke sana,” jelas Eddy.

Namanya teknologi pasti tumbuh. CIT mampu membuat PLTMH berkualitas, bisa ekspor ke Jepang, Swiss, Afrika, Malaysia karena ada proses belajar. Seiring dengan waktu tentunya dapat penghasilan yang lumayan. Namun tidak setabinya pertumbuhan ekonomi saat ini pertunbuhan industri juga terganggu.

“Gonjang-gajing politik dan ekonomi yang tidak stabil menyebabkan langkanya pesanan turbin mikro hidro dan berakibat pula pada keberlasungan usaha kami. Harapan saya terlepas mau lewat mana, pemerintah mesti berpihak pada UKM. Jangan sampai yang berkeringat, yang berkotor-kotor hanya menjadi sapi perah,” tutup Eddy.*(Mang)

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.