ENERGYWORLD.CO.ID – Masih pada konteks isu siapa yang bakal menjadi Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) definitif, setelah seharian kemarin (2/8) tersiar kabar nama Nicke Widyawati Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Pertamina dan nama Amien Sunaryadi Kepala SKK Migas diisukan sebagai kandidat terkuat menjadi Pertamina 1. Hari ini (3/8/18) isunya beralih jika nama Hanung Budya Yuktyanta mantan Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina juga muncul menjadi kandidat Dirut Pertamina definitif yang kuat setelah baik nama Nicke maupun nama Amien memperoleh persepsi negatif.
Pendiri eSPeKaPe (Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina) Teddy Syamsuri kembali angkat suara kepada ENERGYWORLD (3/8/2018) ia yang menilai isu itu hanya sekadar bluffing atau gertakan dari orang-orang atau sekelompok orang yang ingin menghidupkan kembali mafia minyak dan gas bumi (migas) dengan menggulirkan nama Hanung jadi Dirut Pertamina yang baru. Pasalnya Hanung adalah juga mantan Dirut PT Pertamina Energy Trading Limited (Petral) yang dituding menjadi sarangnya mafia minyak dan gas bumi (migas) dan yang dilindungi oleh pemerintahan sebelumnya.
Teddy Syamsuri yang Juru Bicara (Jubir) Gerakan Spirit ’66 Bangkit (GS66B) dengan tegas menyatakan jika benar Hanung terpilih oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Dirut Pertamina definitif, maka permasalahan badan usaha milik negara (BUMN) bidang migas yang menjadi National Oil Company (NOC) tunggal di Indonesia menjadi tidak akan mudah bisa menyelesaikan permasalahannya yang sudah bertumpuk di Pertamina.
“Sebaliknya justru akan menjadi sarang mafia, migas kembali meskipun Petral oleh Presiden Jokowi sudah dibubarkan sejak 13 Mei 2015,” ujar Teddy yang juga Ketua Umum Lintasan ’66 (Lembaga Informasi dan Komunikasi Pembangunan Solidaritas Angkatan 1966).
Penilaian Pendiri eSPeKaPe bisa saja dikaitkan dengan kehadiran Muhammad Reza Chalid (MRC) yang dikenal Pak Much saat sering mondar-mandir di istana negara di pemerintahan sebelum Presiden Jokowi di atau Godfather Gasoline yang populer disebut oleh para broker utama migas di Singapura, tiba-tiba muncul dalam acara kuliah umum angkatan ke-2 di Akademi Bela Negara (ABN) Partai Nasional Demokrat (NasDem) pada 16 Juli 2018 lalu.
“Meskipun Petral yang dikendalikan MRC sudah dibubarkan dan sebelumnya Presiden Jokowi sampai melepaskan kemarahannya namanya dicatut oleh Setya Novanto dalam kasus ‘Papah Minta Saham’. Munculnya MRC saat Presiden Jokowi menyampaikan kuliah umum di ABN itu, sangat mengusik publik kendati belum ada fakta hukum yang menjerat MRC,” ujar Teddy yang merasa aneh saja jika keberadaan MRC kembali ke tanah air setelah sekian lama buron ke luar negeri kemudian dianggap sudah selesai.
Kejadian kemunculan MRC yang tentunya tidak hilang dari ingatan publik karena photo MRC viral apabila dihubungkan dengan isu Hanung adalah kandidat kuat jadi Dirut Pertamina yang baru, imaje bakal maraknya lagi mafia migas di Pertamina tak bisa lagi dihindari.
“Terlebih publik belum melupakan kasus atas penyelundupan bahan bakar minyak (BBM) di Riau yang nilainya mencapai Rp 1,3 trilyun. Padahal Hanung sebagai Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina harus bertanggung jawab atas tugas pengawasannya yang tidak jalan,” imbuhnya seraya menerangkan jika saat Hanung menjabat Dirut Petral, adalah pengganti Arie Soemarno yang kakaknya Menteri BUMN Rini M Soemarno. Saat jabat Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina juga menggantikan Arie Soemarno yang diangkat menjadi Dirut Pertamina menggantikan Widya Purnama.
Bagi eSPeKaPe menurut Teddy sudah terang benderang membaca sosok atau figur Hanung Budya Yuktyanta sekalipun pada 21 Maret 2018 lalu namanya tercantum di Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) DPP Partai Golkar yang diketuai Umar Juoro dan Hanung menjabat Ketua Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berdasarkan SK No. Kep-288/DPP/GOLKAR/2018 yang ditandatangani oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
“Hindari nakhoda Pertamina partisan partai politik karena Pertamina satu-satunya BUMN yang memenuhi hajat hidup orang banyak dan yang dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Jangan suburkan lagi mafia migas di Pertamina mengulangi era Petral yang bisa dikendalikan oleh MRC. Hanya ada satu jalan, eSPeKaPe jelas menolak Hanung Budya Yuktyanta jadi Dirut Pertamina yang baru,” tutup Pendiri eSPeKaPe ini.