Home Energy BBM Galau Kenaikan BBM dan Tak Siapnya Pertamina

Galau Kenaikan BBM dan Tak Siapnya Pertamina

343
0
Istimewa
Gedung Pertamina /Istimewa

ENERGYWORLD.CO.ID – PT Pertamina (Persero) mengaku tak tahu menahu rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium. Bahkan, perusahaan minyak plat merah ini menyebut tak siap.

“Pertamina butuh waktu persiapan dan sedang bahas dengan pemegang saham,” ujar Adiatma Sardjito atau akrab dipanggil Adim, VP Corporate Communication Pertamina, Rabu (10/10).

Ini Galau atau gimana?

Hanya dalam jeda satu jam kebijakan super penting menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) berubah-ubah. Dari yang semula ingin dinaikkan, kini diumumkan dibatalkan. Padahal pengumuman batal naiknya harga BBM Premium diumumkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.

“Sesuai arahan bapak Presiden rencana kenaikan harga premium di Jamali menjadi Rp 7.000 dan di luar Jamali menjadi Rp 6.900, secepatnya pukul 18.00 hari ini, agar ditunda dan dibahas ulang sambil menunggu kesiapan PT Pertamina,” ujar Menteri ESDM, Rabu (10/10/2018).

Ia umumkan di lobi hotel Sofitel Bali Menteri Jonan mengumumkan rencana menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium, dari Rp 6.550 per liter jadi Rp 7.000 per liter. Ini kenaikan harga BBM premium ini menyusul kenaikan harga pertamax cs yang sebelumnya sudah diumumkan oleh PT Pertamina (Persero) pada siang tadi pukul 11.00 WIB.

Jonan pun membeberkan alasan di balik keputusan Presiden Joko Widodo menaikkan harga BBM beroktan 88 ini. Pastinya adalah kenaikan harga minyak dunia, sebagai pendorong kenaikan harga BBM.

“Terakhir dengan mempertimbangkan bahwa minyak brent US$ 85 per barel, dan kenaikan harga minyak dari Januari kira-kira hampir 30% kenaikannya, dan juga ICP (harga minyak nasional) kurang lebih 25% kenaikannya,” lanjut Jonan.

Ada yang mengatakan kalau kenaikan harga BBM Premium harus melalui rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Ada yang juga yang mengatakan sampai Pertamina siap, karena Adim sudah mengatakan Pertamina butuh waktu persiapan dan sedang bahas dengan pemegang saham.

Lemahnya kordinasi pun terjadi bahkan penundaan kenaikan harga BBM jenis Premium akhirnya terjawab. Salah satu sosok yang meminta kebijakan menaikkan harga itu tidak dilakukan 10 Oktober itu adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. Dimana Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan Rini Soemarno sudah berkoordinasi dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengenai penundaan itu. “Yang jelas Kementerian BUMN meminta menunda kenaikan BBM,” ujar dia di Bali, Rabu (10/10).Menurut Fajar, kenaikkan harga BBM Premium ada prosedurnya. Salah satunya yakni melalui rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Untuk itu dalam waktu dekat akan ada rapat koordinasi. “Mungkin akan segera diajukan rapat koordinasi,” ujar Fajar.Perubahan harga Premium juga harus mengacu Peraturan Presiden Nomor 43 tahun 2018. Dalam aturan itu ada tiga pertimbangan sebelum menentukan harga Premium yakni  kemampuan keuangan negara, kemampuan daya beli masyarakat, dan ekonomi riil dan sosial masyarakat.

Rencananya harga baru Premium untuk wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali) nantinya dipatok sebesar Rp 7.000 per liter. Di luar Jamali harganya akan menjadi Rp 6.900 per liter. Saat ini harganya Rp 6.450 per liter.  Harga tersebut tidak mengalami perubahan harga April 2016.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan keputusan akhirnya dianulir sesuai arahan Presiden, rencana kenaikan harga Premium  agar ditunda dan dibahas ulang sambil menunggu kesiapan PT Pertamina (Persero),” katanya  kepada wartawan, Rabu (10/10).

Ini Tahun Politik kenapa jadi super galau begini. Alih-alih berubah-berubah apa yang ada di pikiran pemerintah? Jeda satu jam kebijakan sepenting menaikkan harga BBM jadi lucu dan aneh. Harusnya sebelum bertindak kordinasi dulu agar komunikasi baik dan tidak main-main. Jangan Galau Kenaikan BBM dan Tak Siapnya Pertamina menjadi alibi yang tak semestinya terjadi. Bukan begitu?

| Aendra Medita, EDITOR -IN- CHIEF Energy World Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.