Oleh Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST
(Indonesia Valuation
Energy System).
Saat SOFYAN BASIR (SB) masuk PLN , aku ada firasat, kok pede bener beliau ini melangkah ke lantai 9 gedung utama Trunojoyo Blok M I/135 Kebayoran Baru, itu.
Ini mungkin akibat “generalisasi” BUMN yg mengatakan bahwa PLN itu sesuai UU No 19/2003 adalah “profit oriented”, sehingga Bangkir pun dicoba untuk urus “turbin” juga .UU ini dibuat jaman Megawati yg notabene anak biologisnya Bung Karno.
Bisa jadi Mega kualat sama Bung Karno, karena menurut Bung Karno PLN ini didirikan untuk “benifit oriented” bukan “profit oriented” yang penanganannya masih butuh kompetensi teknis bukan fully dagang.
Nah, karena PLN dianggap entitas dagang (pdhal masih diperlakukan sbg instalasi strategis) , mungkin SB “silau” sehingga muncullah mega proyek 35.000 MW yg tanpa RUPTL itu (atau kalau ada pasti “abal2” ) yang salah satunya IPP PLTU Riau ( Main Con China Guardian) yang pusaran turbinnya “menyeret” SB ke gedung merah putih Kuningan.
Innalillahi wa Inna ilaihi roojiuunn !!