Home BUMN Ini 10 Tokoh Energi yang Layak Duduk Jadi Menteri ESDM, Kurtubi (Bagian...

Ini 10 Tokoh Energi yang Layak Duduk Jadi Menteri ESDM, Kurtubi (Bagian 10-Habis)

1770
0
Kurtubi pengamat energi dan Anggota Komisi VII DPR RI 2014- 2019

ENERGYWORLDINDONESIA – Ini bagian kesepuluh dari 10 orang paling bisa dipertimbangkan dan berpengaruh dalam dunia energi tanah air (Tim Ewindo -ENERGYWORLDINDONESIA) menempatkan nama mantan  pengamat energi yang kini anggota dari politisi Partai Nasdem Kurtubi. Ia mengaku mengaku lebih nyaman bisa mengkritisi kinerja pemerintah dan duduk sebagai anggota DPR. Tapi jika ada kesempatan mau juga kan pak?

“Saya nggak mungkin jadi menteri. Jadi Menteri tidak bisa seperti itu,” kata suatu ketika.

Berikut ini perjalanan Kurtubi yang dilansir laman www.fraksinasdem.org

10. DR. H. Kurtubi, SE., M.Sp., M.Sc

Kurtubi lahir pada 9 April 1951 di Kediri, sebuah desa yang dikelilingi pegunungan di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

Kurtubi mengenyam pendidikan dasar di Kediri pada 1957 hingga 1963, dan menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama, di Mataram tahun 1966. Tamat SMP, Kurtubi tidak melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi karena masalah ekonomi.

Pada masa ini Kurtubi muda tampak ingin mengubah keadaan, memacu semangatnya untuk bekerja sesuai dengan kemampuannya. Mengumpulkan recehan rupiah demi mengejar pendidikan yang tertinggal. Sepertinya Kurtubi yang masih beranjak usia belia yang tidak semestinya dituntut menanggung beban yang bobotnya melampaui usianya.

Namun spiritnya tidak pernah loyo. Buktinya rangkaian pergulatan keras dia mengukir prestasi yang fantastik. Menempati posisi yang sangat strategis di sebuah perusahaan besar dan bergengsi. Yaitu menjadi Staf Ahli Dewan Komisaris PERTAMINA Tahun: 1977 – 2006. Tahun 1969 masuk di Ilmudasi (PAS), SMA N Mataram dan baru berhasil tamat pada tahun 1996. Barangkali ada benarnya pepatah ini, bahwa setiap telapak perjuangan, lazimnya pasti ada sentuhan tangan dingin dari manusia-manusia hebat diskitarnya.

Begitu pula dengan kurtubi, peran dan support sang Bunda yang menilai kurtubi dari kebiasaannya (menganalisa fenomena kesejahteraan social masyarakat) anak ini memiliki kemampuan (potensi) yang special di bandingkan saudara sebayanya. Maka ia disarankan naik ke tangga berikutnya untuk berkonsentarsi pada salah satu cabang keilmuan. Sebelum memutuskan kuliah di Univeristas ternama di republik ini, Kurtubi pernah selama 4 (empat) tahun bergumul di Statistik, Akademi Ilmu Statistik dari tahun 1973 – 1977.

Selanjutnya dengan ridho Tuhan Kurtubi pun deal diterima berproses mengambil jurusan Finance di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1982. Tahun 1986 lulus (± 3 ¼ tahun-Comloude). Tiga tahun lebih menjalani kuliah, pergulatannya di dunia keilmuan belum saja usia. Tahun 1992 – 1993 Kurtubi terus mangasah ilmunya di Mineral Economis, Colorado School Ofmines CCSM.

Dan Tahun 1996 masih menyempatkan diri masuk di Mineral Economis, Colorado School Of Mines (CSM) USA selesai pada tahun 1998 di saat gelombang reformasi mencapai titik didih yang tidak menyurutkan niatnya. Di sela civitas kampus kemahasiswaan, Kurtubi sempat menyibukkan diri di beberapa organisasi ekstra maupun intra. Karena ia senang mengikuti kajian-kajian tentang Sosial ekonomi, Politik & Budaya bersekala regional maupun nasional. Kurtubi sala satu bagian dari kelempok perjuangan anak-anak muda militant yang menggagas dan di percaya sebagai Dekalator tunggal GERAKAN PEMANTAPAN PANCASILA tahun 1995-1995.

Sharing ide pada level Internasional juga ia tekuni kosisten, ini membuktikan minat keilmuannya dikelola baik secara kontinu. Seperti misalnya pernah berkecimpung di orgnasasi USAEE, OHIO dan AEA, USA pada tahun 1996-1996. Di tengah malang melintang dalam dunia professional, bapak yang bertenaga progresif ini juga tokoh yang religius. Kecendekiawanannya dapat di uji,  Kurtubi sempat menjadi Dewan Pakar ICMI di era 2012. Mercesuar baru setelah historical review’ monografi singkat masa kecilnya yang ulet, jejak pendidikan yang penuh cita-cita meskipun menimba ilmu di tanah rantau. Proses awal merintis karir, merajut bahtera hingga sukses menjadi Komisaris PT. Newmont Nusa Tenggara Tahun 2000 – 2013. Jalan panjang pengabdian itu, kini Kurtubi semakin menemukan jati dirinya.

Lewat pilar “Restorasi Bangsa” menjulang, satu-satunya anggota DPR RI Fraksi Partai Nasional Demokrat Komisi VII ini yang lolos dari Daerah pemilahan Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan komitmen “Politik adalah Jalan Pengabdian Mendedikasikan Diri pada Masyarakat”.Kurtubi ingin menerohkansejarah baru, memperbaiki republik ini dari hulu hingga hilir. Itulah catatan penting dari apa yang sederetan sudah ia lakukan dan di cita-citakan.

Yang menarik Kurtibi masuk bursa adlaah karena dia pernah mengangkat isu Migas dan Minerba serta urgensi penggunaan energi nuklir sebagai pembangkit listrik di negeri ini.

Ia juga berusaha keras agar kebijakan yang mengunci dibukanya penggunaan energi nuklir ini harus dibuka saat berdiskusi isu terkini di Komisi energi dan pertambangan.

Ia juga bahkan belakangan peduli akan soal teknis pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Nah jika saja nama Kurtubi  masuk bursa ESDM 1 memang tak ada salah juga sebab paling tidak ini hanya pesannya di ESDM 1 harus orang yang pas dan jangan salah pilih. Lagi-lagi kembali bahwa yang mentukan adalah presiden.

Kami juga kan menutup catatan ini mengutip dua pengamat, pertama pengamat Anggaran dari CBA yaitu Uchok Sky Khadafi bahwa siapapun menteri ESDM harus berani mengambil aset aset pertambangan yang dikelola oleh swasta oleh BUMN. Agar bisa meningkatkan penerimaan negara dari sektor pertambangan.

“Menteri ESDM yang berani, tidak takut kehilangan jabatan, bukan orang atau kader partai, dan berani melawan intervensi politik darimana saja,” tegas Uchok.

Dan pengamat Energy dari Universitas Tarumanegara Dr Ahmad Redi bahwa siapapun yang dipilih oleh Presiden Jokowi untuk menjadi MESDM, nilai dasar perjuangan ketika menjadi MESDM yaitu ESDM mampu memujudkan keadilan sosial sesuai Pancasila, memastikan ESDM dikuasai negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat sesuai Pasal 33 UUD NRI 1945.
“Bila kedua landasan ideologis itu tidak menjadi nilai dasar perjuangan maka tata kelola ESDM bersiap menjadi petaka bagi rakyat, baik rakyat hari ini maupun anak cucu di kemudian hari,” ungkapnya.

Akhirnya dari 10 tokoh yang kami sampaikan jika saja ada yang lolos dan tidak lolos pun kami hanya ingin menyampaikan bahwa inilah hasil temuan riset EWINDO. Dan Bagian 10 dalam 10 Tokoh Energi yang Layak Duduk Jadi Menteri ESDM ini. (TAMAT).

|TIM RISET EWINDO, AHM, SUK, RNZ, HER & NAR 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.