Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Eddy Hussy, mengatakan Indonesia siap bekerja sama dan belajar dari Swedia yang memiliki rekam jejak pemanfaatan energi baru terbarukan tak diragukan.
Tahun 2018, Indonesia masih memakai energi terbarukan sebanyak 8,6% dan ditargetkan meningkat menjadi 23% pada 2025 seiring dengan mengurangi pemakaian minyak mentah.
Eddy mengatakan pengembangan bisnis energi terbarukan menjadi peluang setelah Indonesia menerapkan biodiesel secara bertahap menggantikan ketergantungan bahan bakar fosil. Pemerintah menerapkan program B30 menjadi mandatory pada 2020.
Menurutnya, Indonesia dapat bekerja sama sekaligus belajar dari Swedia sebab negara di Eropa Utara ini sudah menggunakan hampir 50% lebih energi terbarukan. Hal ini yang dibahas pengusaha RI dan Swedia dalam Sweden Indonesia Energy Forum di kantor Apindo, Jakarta, Selasa (8/10/2019).
“Kita tahu pemerintah sedang mendorong peningkatan biodiesel. Ini Ini mungkin menjadi salah satu kontribusi nyata terhadap kebutuhan atau program pemerintah dalam menyediakan energi terbarukan,” kata Eddy di sela-sela pertemuan.
Mengenai target energi terbarukan, Eddy meyakini hal tersebut dapat dicapai Indonesia.
“Kita yakin energi terbarukan akan digalakan pemerintah. Contoh perusahaan palm oil dan mewajibkan biodiesel, industri, pertamina juga. Saya kira sudah terbukti dan tentu ini akan ditingkatkan,” katanya.
Sweden-Indonesia Energy Forum kali ini merupakan lanjutan dari forum serupa yang diselenggarakan pada April 2019 lalu. Ada 9 perusahaan energi Swedia yang terlibat dalam forum di antaranya, ClimaCheck, Comsys, Dlab, Frico, Unipower, Grundels, Sensative, Absolicon dan Surf Cleaner. Dua perusahaan terakhir merupakan perusahaan yang baru tergabung dalam forum, sementara 7 lainnya sudah berpartisipasi pada forum pertama pada April 2019.
Managing Partner ISPC Apindo Mira Lesmana menyambut baik partisipasi Swedia untuk membahas lebih kanjut kerja sama energi terbarukan ini setelah pertemuan terakhir pada April 2019 lalu
“Jadi selama ini, yang kita tahu adalah B2B sudah ketemu, selesai. Tetapi kita bertemu (April 2019), dan berkelanjutan. Kita berkomunikasi melalui telekoferensi dengan sangat intens,” kata Mira.
Forum diisi paparan masing-masing perusahaan dan dilanjutkan pada B2B match meeting. Menurut Mira, pertemuan kali ini menekankan penyamaan satu visi mutual understanding antar pengusaha.
Sweden-Indonesia Energy Forum merupakan bagian implementasi MoU antara Swedish Energy Agency, The Swedish Trade and Invest Council dan ISPC Apindo yang bergabung mengatur Business Accelerator Program Indonesia (BAPI). BAPI sudah terbentuk sejak 2015 untuk menbangun kerja sama bisnis Indonesia dan Swedia di energi terbarukan dan energy efficiency. |EWINDO/CNBC-RED