ENERGYWORLD – Anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto mengatakan pemerintah perlu menurunkan harga BBM khusus penugasan (Premium) dan BBM bersubsidi (Solar) dengan tetap memperhatikan tingkat harga keekonomian dalam rangka menjamin akses masyarakat bawah terhadap BBM tersebut. Selain itu, penurunan harga BBM nonsubsidi seperti jenis pertalite dan pertamax agar disesuaikan dengan daya beli masyarakat saat ini.
Menyoroti harga minyak mentah dunia yang terus mengalami penurunan tajam, ditengah mewabahnya Covid-19. “Pemerintah melalui Kementerian ESDM harus segera menurunkan harga BBM khusus penugasan (premium) dan BBM bersubsidi (solar) dengan tetap memperhatikan tingkat harga keekonomian dalam rangka menjamin akses masyarakat bawah terhadap BBM tersebut, dan menurunkan harga BBM nonsubsidi seperti pertalite dan pertamax disesuaikan dengan daya beli masyarakat saat ini dengan tetap menjamin pasokan dan distribusi ketersediannya,” ujar Rofik dalam keterangan persnya, Minggu (29/3/2020).
Menurut Rofik, sebulan yang lalu (24/02) harga West Texas Intermediate (WTI) mencapai diatas 50 dollar Amerika Serikat (AS), dan saat ini sudah turun menjadi separuhnya, yaitu kurang dari 25 dollar AS. Namun, penurunan harga minyak internasional di tiga bulan pertama 2020 itu ternyata tidak diikuti oleh PT Pertamina. Harga BBM non subsidi yang mengikuti harga keekonomian duniapun tidak berubah.
Rofik juga mengusulkan agar Pemerintah memberikan kompensasi kepada kelompok masyarakat rentan, seperti pekerja informal dan pekerja harian. Menurutnya, kelompok ini yang paling terdampak pandemic Virus Covid 19. Skema kompensasi bisa berupa penurunan tarif listrik untuk golongan 900 VA dan 1300 VA. Penurunan struktur tarif tersebut, diharapkan dapat mengurangi beban ekonomi masyarakat.
Rofik berharap, dengan turunnya harga BBM dan tarif listrik tersebut, setidaknya akan membantu ekonomi masyarakat, ditengah lambatnya ekonomi akibat wabah virus Corona.*MANG-EW