ENERGYWORLD.CO.ID – Kenapa Mantan Wartawan Media Berkelas Sebar Hoax? Jika ini terjadi bisa jadi sudah lama diduga ia pun menjadi BuzzeRP yang selama ini ad. Jika demikian apa arti sebuah professional tentang Pers yang cerdas? Apa lagi kini diduga kolaborasi dengan kader partai. Hmm mau kemana arahnya.
-REDAKSI
Beberapa waktu lalu, seperti dilansir KompasTV (28/3/2020), Polri terus menindak tegas penyebar bertia bohong atau hoax seputar penyebaran Corona, dalam 26 hari terakhir. Tercatat 51 penyebar hoax melalui media sosial ditangkap dan diproses hukum oleh aparat kepolisian.
Dari hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan, terungkap para tersangka memiliki motif yang berbeda-beda, ada yang karena iseng dan bercanda, sementara beberapa tersangka lain menyebarkan hoax karena ketidapuasan mereka terhadap pemerintah.
Tak lama setelah tindak tegas yang dilakukan Polri tersebut, tetiba Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohammad Guntur Romli melakukan fitnah kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Guntur Romli membuat hoax tentang minimnya anggaran yang dikeluarkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam menangani wabah Corona atau Covid-19.
Melalui akun resmi Instagramnya, Ia mengunggah fitnahan besaran anggaran penanganan Covid-19 di empat wilayah lengkap dengan grafik bodong. Nyata dalam grafik palsu yang diunggah Guntur Romli tersebut, Pemprov DKI menganggarkan sebesar Rp130 miliar untuk penanganan Covid-19, dengan jumlah APBD Rp87.9 Triliun. Kemudian, Kabupaten Musi Banyuasin menganggarkan Rp500 miliar dengan APBD Rp4.1 Triliun.
“Bergetar saya lihat alokasi anggaran penanganan Covid-19 ini, @aniesbaswedan yg disanjung2 oleh buzzer2nya bak presiden, ternyata kalah oleh Bupati… Sebagai warga Jakarta saya berhak tahu, kenapa alokasi anggaran balapan mobil Formula E Rp 1,8 T yg hanya dinikmati segelintir orang jauh Iebih tinggi drpd penanganan Covid-19 Rp 130 M unt keselamatan semua warga. Saya bergetar….,”begitu tulis Guntur Kamis (2/4/2020).
Ternyata Guntur Romli tidak sendiri. Grafik hoax tersebut juga diunggah mantan wartawan yang juga dikenal sebagai orang dekat Ahok, Neneng Herbawati.
“Ada loh yang APBD MAKSIMALIS tapi pengeluaran untuk Covid-19 minimalis,” nyinyir Neneng merujuk pada grafik palsu yang diunggahnya.
Ternyata nyinyiran seperti Neneng tersebut juga dilakukan founder Kompasiana dan Pepnews.com j Pepih Nugraha. Ia juga mengunggah tangkapan layar berupa grafik hoax yang sama dari instagram Buzzer Muanas Alaidid.
“Ayo berlomba-lomba dalam kebaikan tanpa harus bergetar-getar,” sindir Pepih seraya menambilkan grafik yang bohong tersebut.
Padahal senyatanya, jumlah alokasi anggaran yang disiapkan untuk penanganan wabah virus Corona (COVID-19) oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah Rp 3 triliun.
“Kami sendiri di DKI Jakarta kita sudah mengalokasikan Pak saat ini, yang sudah dialokasikan Pak sampai dengan bulan Mei itu sebesar Rp 3,032 triliun,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam laporannya kepada Wapres Ma’ruf Amin, Kamis (2/4/2020).
Anies memaparkan anggaran Rp 3 triliun itu digunakan untuk penanganan virus Corona di Jakarta pada Mei 2020. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyebut untuk anggaran Rp 2 triliun dialokasikan lebih dulu.
“Jadi per hari ini ada Rp 1,032 triliun, lalu ditambah Rp 2 triliun sampai dengan bulan Mei. Jadi, sudah ada Rp 3 triliun yang kita alokasikan untuk penanganan COVID. Bila ini berkepanjangan, tentu kita akan tambah lagi anggarannya,” sebut Anies.
Anggaran yang dikucurkan Pemprov DKI untuk menangani wabah Covid-19 jauh lebih besar dibandingkan anggaran yang dikeluarkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Artinya perhatian Anies Baswedan jauh lebih besar terhadap warganya di masa Pandemi ini.
Anggaran RP 3 Triliun di Provinsi DKI Jakarta dengan penduduk sekitar 10 juta jiwa, itu pun baru sampai bulan Mei, masih akan bertambah kalau wabah masih berlangsung.
Seharusnya jika Guntur Romli, Neneng Herbawati, dan Pepih Nugraha cukup pintar, anggaran Ganjar Pranowo untuk Jawa Tengah dengan penduduk 32 juta jiwa setidaknya 3 kali lipat dari DKI yakni Rp 9 Triliun, bukan hanya Rp 1,4 Triliun, karena jumlah penduduknya memang 3 kali lipat dibandingkan jumlah penduduk DKI.
Dengan menyebarkan berita Hoax tersebut bisa diartikan Guntur Romli, Neneng Herbawati, dan Pepih Nugraha telah menghina Polri. Ketika Polri baru berbangga diri menunjukkan ketegasannya dengan menangkap 51 penyebar Hoax di medsos, tiba-tiba Guntur Romli, Neneng dan Pepih justru melakukannya.
Sekarang kita tinggal menunggu saja, apakah Polri rela dihinakan dan distempel publik tebang pilih dengan membiarkan ketiga tokoh ini bebas begitu saja, atau segera memproses hukum ketiganya seperti halnya 51 orang penyebar hoax yang telah ditangkap sebelumnya. |RED – Sumber: Ahmad Duriyat, Netizen.