BBM Kenapa Diskon, Harusnya Turun Harga: Surat untuk Dirut Pertamina
ENERGYWORLD.CO.ID – Sebenarnya awalnya biasa saja melihat sajian video Direktur Pertamina Nicke Widyawati dalam video conference, Kamis (30/4/2020). Tak ada yang istimewa di video itu. Toh bukan pengumuman turun BBM. Ya kalau penurunan BBM kan bukan oleh Direksi Pertamani harus oleh pemerintah dalam hal ini (ESDM).
Saat kita menyaksikannya lewat sajian di TV Swasta. Sebagai media yang ingin mengungkap kenapa BBM ditanah air kini tak turun sedang harga minyak dunia lagi turun. Bahkan jenis West Texas Intermediate (WTI) sempat menyentuh posisi minus 14,08 dolar AS per barel. Tren penurunan harga minyak itu, membuat banyak negara menurunkan harga BBM, bahkan hingga 50 persen termasuk negera tetangga Malaysia. Di Malaysia misalnya, harga BBM sekelas Pertamax Plus (RON 95) cuma Rp 4.420 per liter, jauh lebih murah daripada harga Premium (RON 88) di Indonesia yang masih Rp 6.450 per liter. Malaysia sudah menurunkan harga BBM hingga enam kali sepanjang 2020 ini. tapi di Indonesia belum turun-turun. Ternyata katanya alasan tak turun karena soal kebijakan ESDM. Benarkah?

Baiklah kita bahas dikit soal ini karena benturan surat Kepmen. Dan nanti juga kita akan bahas lagi soal video Bu Dirut yang soal Diskon itu diujung tulisan ini.

Lembaga sekelas Ombudsman sudah mulai berteriak soal BBM yang masih bertengger tak turun. Alvin Lie dari Ombusman Bidang Perhubungan dan Infrastruktur menilai, pemerintah melanggar Undang-Undang (UU) APBN. Yang dimaksud dalam UU APBN 2020, bahwa BBM jenis Solar diberi subsidi Rp 1.000 per liter. Namun subsidi itu diberikan dengan asumsi harga minyak Brent sebesar USD 63. Artinya pemerintah saat ini tak memberi subsidi dan untung, karena harga dibawa itu, sebab harga itu menjadi yang terburuk sepanjang lebih dari 2 dekade terakhir.
Memang akan semakin tipis harapan rakyat akan haknya menikmati harga BBM yang wajar di negeri ini. Meskipun harga minyak dunia menunjukan angka yang sudah terkoreksi sekitar 70% selama kuartal 1 tahun 2020, benar kata Yusri Usman pengamat Energi dari CERI bahwa ironisnya harga BBM murah hanya bisa dinikmati oleh rakyat dalam mimpi.

BACA Beda Tony Hayward (BP) dan Elia Massa Manik (Pertamina)
Direktur Eksekutif CERI itu juga mengatakan bahwa pada Rabu (22/4/2020), pernyataan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR pada 21 April 2020 lalu membenarkan harga produk bahan bakar minyak (BBM) saat ini malah di bawah harga crude, dan Pertamina sebagai BUMN tidak bisa mengikuti formula harga BBM yang diterbitkan oleh Kementerian ESDM. Kalau diikuti, kata Nicke, bisa nanti Pertamina tak mampu membayar gaji karyawan dan membiayai Opex (Operation Expenditure) dan capex (Capital Expenditur).
Padahal, aturan itu berakar pada Peraturan Presiden Nomor 191 tahun 2014 yang sudah dirubah dengan Perpres Nomor 34 tahun 2018, semua aturan itu didasari UU Migas Nomor 22 tahun 2001.
“Pernyataan Dirut Pertamina itu ibarat ‘buruk muka, cermin dibelah’. Kesalahan manajemen Pertamina selama ini terbukti telah mengelola perusahaan tidak efisien dalam menjalankan proses bisnisnya dari hulu ke hilir. Faktanya sudah merupakan penyakit bawaan yang kronis. Namun kenyataan itu oleh Dirut seolah ingin menyatakan ke publik kesalahan itu adanya di peraturan Kementerian ESDM dan Peraturan Presiden serta UU Migas,”ujar Yusri tegas.
Yusri melanjutkan, bahwa semua aturan itu berakar pada Peraturan Presiden Nomor 191 tahun 2014 yang sudah dirubah dengan Perpres Nomor 34 tahun 2018, semua aturan itu didasari UU Migas Nomor 22 tahun 2001.

Kicauan Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, M Said Didu, menyebut perubahan Kepmen dari Ignasius Jonan ke Arifin Tasrif membuat formula perhitungan harga BBM berubah.

Mafia migas sepertinya main lagi sehingga harga BBM ga bisa turun. Lewat Kepmen ESDM No 62K/MEM/2020, 20 Feb 2020, ternyata formula harga BBM bkn lagi harga dasar spt sebelumnya, tapi berbasis pada harga minyak di Singapura (MOPS). Dari dulu mafia bermain dari formula berbasis MOPS. “Artinya berapapun harga crude turun, yang menentukan adalah pedagang minyak di Singapura. Disitulah mafia main,” ujar Said.
Lebih parahnya lagi kalau dilihat mungkin orang banyak salah fokus lihatnya casback 30%, jadi seperti kelihatan besar. Padahal maksimal Rp 20.000. Artinya kita harus isi BBM 200.000 buat dapatkan cash back Rp60.000, ini tetap dapatnya Rp20.000. Catatan lainnya ingat ini hanya berlaku untuk 2000 konsumen pertama artinya jika Anda komsumen 2001 mehek aja, harga normal dan selamat Anda gigit jari. Memang ada jadwal tanggal berlakunya dari 27 April sampai 23 Mei 2020 selama ramadhan.
“Diskon hanya untuk 2000 konsumen pembeli pertama setiap hari, itupun dibatasi total diskon Rp 2000, mau beli 200.000 atau 400.000 pada saat pengisian Pertamax series, namun bagi konsumen ke 2001, diskon itu tidak berlaku…maka kalau dihubungkan antara kenyataan dengan penjelasan Nicke di media cetak dan elektronik, sudah dapat diduga dia telah menipu rakyat disaat lagi susah. Itu kejahatan moral yang luar biasa,” jelas Yusri lagi.
Jika dilihat bisa jadi ini seperti jebakan batman. Yusrli melihat ini Apalagi menggunakan tema diskon ramadhan.. Itu sebuah pelecehan PT Pertamina pada rakyat, beber Yusri.
Kemudian kalau dilihat dari diksi sebagai pemimpin sebuah badan penting di negara ini bahasa Nicke ini agak sembarangan ajakannya, misalnya Nicke mengajak masyarakat memborong BBM. “Ayo, kalau memang ada yang mau beli BBM sekarang, nimbun ayo, diskon 30% sekarang,” ujar dia di video conference itu. Kalau seorang pemimpin tak bisa milih diksi dengan kata nimbun ini aneh siapa sih konsultan komunikasi dirut ini. Harusnya siapkan dulu teks dan narasi menajdi lebih elegan.
Lagian siapa yang mau nimbun hari gini, dimana banyak yang PHK dan masa covid-19 semua mengencangkan ikat pinggang hanya berpikir untuk sembako. Halo Ibu, baiknya kalimat nimbun ini di klarifikasi saja, jangan jadi peryataan resmi loh…tak pantas bagi seorang pejabat publik. Untung loh bu.. yang diskon bukan jenis BBM premium atau pertalite, jika ajak nimbun itu berlaku pada dua jenis tadi (premium atau pertalite) pasti SPBU akan antri dan berebut seperti orang-orang di luar pulau Jawa sana yang setiap hari antri jika beli BBM. Ah… biar saja kami ungkapkan ini semua bu toh Bu Direktur Utama itu telah memblokir nomor HP atau WA nomor Pemred Ewindo yang tak jelas salahnya dimana, yang selama ini minta konfirmasi juga tak pernah direspon.
Hmmm jadi tergiang tuh video itu bunyinya: “diskon beli nimbun…ayo…beli ada ada diskon,” Wasalam bagi yang penasaran silakan tonton vido ajakan nimbun dari Boss Pertamina itu.
https://youtu.be/Of7cIAxVKsA
Video ini data dari courtesy SCTV
TIM REDAKSI ENERGYWORLDINDONESIA (energyworld.co.id – EWINDO, AME, HER, SUK & RNZ)